Rusia: Afghanistan tak siap dengan penarikan pasukan NATO
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan, kemampuan Afghanistan sangat jauh untuk memikul beban keamanan, setelah pasukan asing yang dipimpin NATO menarik diri dari negara itu pada tahun depan.
"Tanggal penarikan kian dekat, semakin banyak bukti di lapangan yang menunjukan bahwa pasukan keamanan Afghanistan tidak siap," ungkap Lavrov dalam wawancara dengan Russia Today, Rabu (9/10/2013).
"Terlepas dari masalah serius di sektor keamanan, tantangan juga muncul dengan Taliban, kelompok yang tidak ingin melakukan dialog nasional dengan pemerintah," ungkap Lavrov.
"Beberapa pasukan Taliban hanya ingin berbicara dengan Amerika Serikat (AS) dan Pemerintah Afghanistan tidak dapat menerima hal itu, sebab tidak ada alasan yang jelas," imbuh Lavrov.
Lavrov kemudian memperingatkan sejumlah pihak yang mencoba bermain dengan pasukan Taliban di belakang Pemerintah Afghanistan. "Mereka hanya tertarik dalam mengambil kekuasaan 100 persen, hal itu akan menjadi sebuah ajakan perang lain di Afghanistan," ungkap Lavrov seperti dikutip RIA Novosti.
Lavrov mengaku, dirinya tidak terlalu optimis mengenai solusi politik untuk menyelesaikan masalah di Afghanistan, kecuali Pemerintah Afghanistan melancarkan proses inklusif yang mencakup semua partai politik, etnis, dan agama.
Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Afghanistan Hamid Karzai telah bersikap semakin nasionalis, saat ia mempersiapkan diri untuk tahun terakhir masa jabatannya, sebelum pemilihan presiden yang dijadwalkan akan digelar pada April 2014. Menurut rencana, pada 2014 mendatang akan dilakukan penarikan seluruh pasukan tempur NATO dari Afghanistan.
Awal tahun ini, masih tersisa sekitar 100 ribu tentara asing di Afghanistan, dua pertiga dari mereka adalah tentara Amerika Serikat. Secara berangsur, NATO akan menarik personel tempur dan menyerahkan tanggung jawab pada aparat Afghanistan.
"Tanggal penarikan kian dekat, semakin banyak bukti di lapangan yang menunjukan bahwa pasukan keamanan Afghanistan tidak siap," ungkap Lavrov dalam wawancara dengan Russia Today, Rabu (9/10/2013).
"Terlepas dari masalah serius di sektor keamanan, tantangan juga muncul dengan Taliban, kelompok yang tidak ingin melakukan dialog nasional dengan pemerintah," ungkap Lavrov.
"Beberapa pasukan Taliban hanya ingin berbicara dengan Amerika Serikat (AS) dan Pemerintah Afghanistan tidak dapat menerima hal itu, sebab tidak ada alasan yang jelas," imbuh Lavrov.
Lavrov kemudian memperingatkan sejumlah pihak yang mencoba bermain dengan pasukan Taliban di belakang Pemerintah Afghanistan. "Mereka hanya tertarik dalam mengambil kekuasaan 100 persen, hal itu akan menjadi sebuah ajakan perang lain di Afghanistan," ungkap Lavrov seperti dikutip RIA Novosti.
Lavrov mengaku, dirinya tidak terlalu optimis mengenai solusi politik untuk menyelesaikan masalah di Afghanistan, kecuali Pemerintah Afghanistan melancarkan proses inklusif yang mencakup semua partai politik, etnis, dan agama.
Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Afghanistan Hamid Karzai telah bersikap semakin nasionalis, saat ia mempersiapkan diri untuk tahun terakhir masa jabatannya, sebelum pemilihan presiden yang dijadwalkan akan digelar pada April 2014. Menurut rencana, pada 2014 mendatang akan dilakukan penarikan seluruh pasukan tempur NATO dari Afghanistan.
Awal tahun ini, masih tersisa sekitar 100 ribu tentara asing di Afghanistan, dua pertiga dari mereka adalah tentara Amerika Serikat. Secara berangsur, NATO akan menarik personel tempur dan menyerahkan tanggung jawab pada aparat Afghanistan.
(esn)