Diplomat Rusia ditangkap, Putin tuntut Belanda minta maaf
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Rusia, Vladimir Putin menuntut permintaan maaf dari Pemerintah Belanda atas penangkapan seorang diplomat Rusia di Den Haag pada akhir pekan lalu. Putin menyampaikan hal ini selama KTT APEC di Nusa Dua, Bali.
Kantor berita Belanda, ANP, mengatakan pada Senin (7/10/2013) malam, bahwa Moskow telah melayangkan protes keras terhadap penangkapan seorang diplomat Rusia, Dmitri Borodin, yang dilaporkan "diserang" di rumahnya di Den Haag oleh "orang-orang berseragam polisi”.
Menurut ANP, Borodin mengaku dilemparkan ke tanah, dipukul di kepala dan diborgol. Padahal semestinya, para diplomat dilindungi oleh kekebalan diplomatik, yang berarti bahwa mereka tidak dapat ditahan atau ditangkap oleh aparat negara di mana mereka ditugaskan.
Baik Kementerian Luar Negeri maupun Kepolisian Belanda belum mengeluarkan komentar tentang hal ini. Kasus ini terjadi di saat Belanda dan Rusia berada dalam kebuntuan atas penyitaan kapal Greenpeace, Arctic Sunrise, yang berlayar di bawah bendera Belanda oleh aparat Rusia.
Seluruh awak kapal itu yang berjumlah 30 orang, termasuk dua warga negara Belanda, ditahan aparat Rusia atas tuduhan pembajakan. Belanda sendiri telah mengancam Rusia dengan tindakan hukum terkait kasus ini.
Kantor berita Belanda, ANP, mengatakan pada Senin (7/10/2013) malam, bahwa Moskow telah melayangkan protes keras terhadap penangkapan seorang diplomat Rusia, Dmitri Borodin, yang dilaporkan "diserang" di rumahnya di Den Haag oleh "orang-orang berseragam polisi”.
Menurut ANP, Borodin mengaku dilemparkan ke tanah, dipukul di kepala dan diborgol. Padahal semestinya, para diplomat dilindungi oleh kekebalan diplomatik, yang berarti bahwa mereka tidak dapat ditahan atau ditangkap oleh aparat negara di mana mereka ditugaskan.
Baik Kementerian Luar Negeri maupun Kepolisian Belanda belum mengeluarkan komentar tentang hal ini. Kasus ini terjadi di saat Belanda dan Rusia berada dalam kebuntuan atas penyitaan kapal Greenpeace, Arctic Sunrise, yang berlayar di bawah bendera Belanda oleh aparat Rusia.
Seluruh awak kapal itu yang berjumlah 30 orang, termasuk dua warga negara Belanda, ditahan aparat Rusia atas tuduhan pembajakan. Belanda sendiri telah mengancam Rusia dengan tindakan hukum terkait kasus ini.
(esn)