Korsel: Korut aktifkan kembali reaktor nuklirnya
A
A
A
Sindonews.com - Agen mata-mata Korea Selatan (NIS) menegaskan, Korea Utara (Korut) telah mengaktifkan kembali reaktor nuklir Yongbyon yang sempat ditutup pada 2007 silam, Selasa (8/10/2013). Reaktor tersebut dicurigai dapat membantu meningkatkan program senjata nuklir Korut.
Seperti diketahui, pada Juli 2007, demi mandapatkan bantuan dari pihak asing, Korut dengan enam negara kekuatan dunia sepakat untuk menutup reaktor Yongbyon. Kemudian pada musim panas berikutnya, Korut menghancurkan menara pendingin reaktor nuklir tersebut.
Anggota parlemen Korsel mengatakan kepada awak media, bahwa mereka baru saja melakukan pertemuan tertutup dengan komite intelijen. Dalam pertemuan itu, NIS mempresentasikan sebuah laporan. Disebutkan, reaktor nuklir Yongbyon yang mampu menghasilkan energi sebesar 5 megawatt itu kembali beroperasi. Sayangnya, belum ada pejabat NIS yang bersedia dimintai komentar soal laporan tersebut.
Beberapa waktu kemudian, Institut AS-Korea di Universitas Johns Hopkins di Baltimore berspekulasi, bahwa Korut telah mengaktifkan kembali reaktor nuklir Yongbyon. "Berdasarkan hasil pengambilan gambar satelit pada 19 september lalu, nampak reaktor plutonium telah melepaskan limbah air panas ke sungai melalui pipa pembuangan baru," sebut isi laporan Institut AS-Korea di Universitas Johns Hopkins.
Keberadaan pipa pembuangan itu sangat penting untuk mempertahankan suhu yang aman di reaktor. Hasil pengambilan gambar tersebut menunjukan adanya perkembangan kegiatan reaktor nuklir Yongbyon dibanding satu bulan sebelumnya. Menurut hasil mengamatan sebelumnya, telah tertelihat keluarnya uap panas dari reaktor tersebut.
Keputusan untuk mengaktifkan kembali reaktor nukli tersebut sempat menuai peringatan dan kecemasan dari Pemerintah Rusia. "Pengaktifan kembali reaktor tersebut menjadi perhatian utama kami, sebab keputusan itu sangat mungkin menimbulkan bencana bagi rakyat. Reaktor yang dibangun pada tahun 1986 ini dalam kondisi usang dan mengerikan," ungkap sebuah sumber diplomatik Rusia kepada kantor berita Interfax.
Seperti diketahui, pada Juli 2007, demi mandapatkan bantuan dari pihak asing, Korut dengan enam negara kekuatan dunia sepakat untuk menutup reaktor Yongbyon. Kemudian pada musim panas berikutnya, Korut menghancurkan menara pendingin reaktor nuklir tersebut.
Anggota parlemen Korsel mengatakan kepada awak media, bahwa mereka baru saja melakukan pertemuan tertutup dengan komite intelijen. Dalam pertemuan itu, NIS mempresentasikan sebuah laporan. Disebutkan, reaktor nuklir Yongbyon yang mampu menghasilkan energi sebesar 5 megawatt itu kembali beroperasi. Sayangnya, belum ada pejabat NIS yang bersedia dimintai komentar soal laporan tersebut.
Beberapa waktu kemudian, Institut AS-Korea di Universitas Johns Hopkins di Baltimore berspekulasi, bahwa Korut telah mengaktifkan kembali reaktor nuklir Yongbyon. "Berdasarkan hasil pengambilan gambar satelit pada 19 september lalu, nampak reaktor plutonium telah melepaskan limbah air panas ke sungai melalui pipa pembuangan baru," sebut isi laporan Institut AS-Korea di Universitas Johns Hopkins.
Keberadaan pipa pembuangan itu sangat penting untuk mempertahankan suhu yang aman di reaktor. Hasil pengambilan gambar tersebut menunjukan adanya perkembangan kegiatan reaktor nuklir Yongbyon dibanding satu bulan sebelumnya. Menurut hasil mengamatan sebelumnya, telah tertelihat keluarnya uap panas dari reaktor tersebut.
Keputusan untuk mengaktifkan kembali reaktor nukli tersebut sempat menuai peringatan dan kecemasan dari Pemerintah Rusia. "Pengaktifan kembali reaktor tersebut menjadi perhatian utama kami, sebab keputusan itu sangat mungkin menimbulkan bencana bagi rakyat. Reaktor yang dibangun pada tahun 1986 ini dalam kondisi usang dan mengerikan," ungkap sebuah sumber diplomatik Rusia kepada kantor berita Interfax.
(esn)