Taliban tembak mati penulis buku harian asal India

Jum'at, 06 September 2013 - 10:03 WIB
Taliban tembak mati penulis buku harian asal India
Taliban tembak mati penulis buku harian asal India
A A A
Sindonews.com – Sushmita Banerjee, seorang penulis buku harian yang berisi pengalaman melarikan diri dari kelompok Taliban, telah ditembak mati kelompok itu di Afghanistan, kemarin. Penulis asal India, yang menikah dengan pengusaha Afghanistan dibunuh di luar rumahnya, di Provinsi Paktika.

Buku tentang pelarian dramatis pada tahun 1995 itu, menjadi buku best -seller di India. Bahkan, buku tersebut sudah dibuat menjadi film yang diproduksi Bollywood pada tahun 2003.

Penembakan itu terjadi, setelah Sushmita baru saja pulang ke Afghanistan untuk tinggal bersama suaminya.

Seorang pejabat senior polisi mengatakan, Sushmita yang juga dikenal dengan nama Sayed Kamala, bekerja sebagai tenaga kesehatan di provinsi itu. Ia juga mengabadikan tentang kehidupan perempuan lokal dalam sebuah rekaman video.

Polisi Afghanistan, mengatakan kelompok militan Taliban mendatangi rumah korban. Sesampainya di lokasi kejadian, kelompok itu menyandera suami dan anggota keluarga lainnya. Sedangkan Sushmita dibawa keluar dan ditembak mati. Kelompok militan itu lantas membuang jenazah Sushmita di dekat sekolah agama.

Sedangkan, kelompok Taliban, saat dikonfirmasi BBC, membantah tuduhan polisi, bahwa mereka membunuh penulis diary itu.

Sushmita Banerjee, 49 , menjadi terkenal di India karena tulisan memoarnya, yang bercerita kisah hidupnya di Afghanistan bersama Suaminya, yang melarikan diri dari tekanan Taliban. Tulisan itu, kemudian diangkat dalam film berjudul “Escape From Taliban”.

Dibintangi aktris Manisha Koirala , film ini menggambarkan kisah tentang seorang wanita yang berani terhadap Taliban. Sushmita pergi ke Afghanistan pada tahun 1989, setelah menikahi Khan. Dia menuliskan pengalaman hidup di Afghanistan dalam tekanan keras kelompok Taliban tahun 1993.

”Ketika militan memerintahkan saya untuk menutup sebuah apotik, saya berlari dari rumah, dan mereka menyebut saya sebagai seorang wanita bermoral miskin,” tulis Sushmita dalam memoarnya.

Ketika dia melarikan diri dari tekanan Taliban di awal tahun 1994, saudara iparnya berhasil menemukannya di Islamabad, Pakistan. Dia akhirnya dibawa kembali ke Afghanistan.

”Mereka berjanji untuk mengirim saya kembali ke India. Tapi mereka tidak memenuhi janji mereka. Sebaliknya, mereka membuat saya dalam tahanan rumah dan menyebut saya wanita amoral. Taliban mengancam akan memberi pelajaran mahal pada saya. Saya tahu, saya harus melarikan diri,” tulis dia.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5592 seconds (0.1#10.140)