AS kecam penangkapan pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengecam penangkapan pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mohammed Badie, Selasa (20/8/2013). Gedung Putih mengatakan, langkah itu berlawanan dengan komitmen militer untuk menumbuhkan "proses politik inklusif."
“Penangkapan itu adalah hal terbaru dalam serangkaian tindakan yang diambil Pemerintah Mesir yang tidak mencerminkan komitmen mereka untuk proses politik yang inklusif," ujar Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, seperti dikutip dari Reuters.
"Ini tentu adalah suatu tindakan yang bertentangan dengan sistem hukum yang terisolasi dari politik," lanjutnya. Sebelumnya, pada Selasa pihak berwenang Mesir menangkap pemimpin utama kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir, Mohamed Badie, 70.
Penangkapan pemimpin kelompok loyalis presiden terguling Mohamed Morsi itu dianggap sebagai peningkatan tindakan keras militer Mesir. Badie ditangkap di sebuah apartemen perumahan di Nasr City, timur laut Kairo.
”Informasi datang tempat persembunyian Badie diterima aparat keamanan,” tulis kantor berita negara Mesir, sebagaimana dilansir Reuters. Akun Facebook Kementerian Dalam Negeri Mesir juga menunjukkan gambar Badie, dengan lingkaran hitam di bawah matanya.
Di situs jejaring sosial itu, Badie tampak duduk di mobil, dan diapit dua orang bertubuh hitam. Foto itu diberi judul konfirmasi penangkapan pimpinan Ikhwanul Muslimin mesir tersebut.
”(Penangkapannya untuk) melaksanakan keputusan jaksa penuntut umum, melalui informasi yang dikumpulkan, dan pantauan jejak Badie. Kemungkinan dia akan dikenai tuduhan tindak pidana,” tulis kantor berita itu lagi.
Badie didakwa pada bulan Juli 2013, dengan tuduhan menghasut demonstran untuk melakukan pembunuhan. Tak hanya Badie yang didakwa, tapi juga dua wakilnya yang akan menjalani sidang pada 25 Agustus 2013.
“Penangkapan itu adalah hal terbaru dalam serangkaian tindakan yang diambil Pemerintah Mesir yang tidak mencerminkan komitmen mereka untuk proses politik yang inklusif," ujar Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, seperti dikutip dari Reuters.
"Ini tentu adalah suatu tindakan yang bertentangan dengan sistem hukum yang terisolasi dari politik," lanjutnya. Sebelumnya, pada Selasa pihak berwenang Mesir menangkap pemimpin utama kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir, Mohamed Badie, 70.
Penangkapan pemimpin kelompok loyalis presiden terguling Mohamed Morsi itu dianggap sebagai peningkatan tindakan keras militer Mesir. Badie ditangkap di sebuah apartemen perumahan di Nasr City, timur laut Kairo.
”Informasi datang tempat persembunyian Badie diterima aparat keamanan,” tulis kantor berita negara Mesir, sebagaimana dilansir Reuters. Akun Facebook Kementerian Dalam Negeri Mesir juga menunjukkan gambar Badie, dengan lingkaran hitam di bawah matanya.
Di situs jejaring sosial itu, Badie tampak duduk di mobil, dan diapit dua orang bertubuh hitam. Foto itu diberi judul konfirmasi penangkapan pimpinan Ikhwanul Muslimin mesir tersebut.
”(Penangkapannya untuk) melaksanakan keputusan jaksa penuntut umum, melalui informasi yang dikumpulkan, dan pantauan jejak Badie. Kemungkinan dia akan dikenai tuduhan tindak pidana,” tulis kantor berita itu lagi.
Badie didakwa pada bulan Juli 2013, dengan tuduhan menghasut demonstran untuk melakukan pembunuhan. Tak hanya Badie yang didakwa, tapi juga dua wakilnya yang akan menjalani sidang pada 25 Agustus 2013.
(esn)