Tahanan Palestina yang dibebaskan disambut bak pahlawan
A
A
A
Sindonews.com – Air mata mengalir di wajah Hosni Sawalha saat ia membacakan Al-Quran di samping makam orang tuanya, yang meninggal saat ia berada di penjara Israel. Sawalha mendekam di penjara Israel sejak masih remaja.
Sawalha yang saat ini berusia 40 tahun dan sepupunya Mohammed Sawalha, dibebaskan otoritas Israel bersama dengan 24 narapidana Palestina lainnya pada Rabu (14/8/2013) pagi. Para tahanan Palestina ini dibebaskan beberapa jam sebelum dimulainya putaran dua pembicaraan perdamaian Palestina-Israel.
"Saya masih tidak telah bebas," kata Sawalha yang tiba pada pukul 3:30 pagi waktu setempat di kampung halamannya, Azmut, dekat Nablus di Tepi Barat.
Dia dan Muhammad menerima sambutan bak pahlawan dari penduduk desa, teman-teman, dan keluarga, yang berkumpul untuk menghibur kembalinya putra asli mereka, yang pernah mendekam 23 tahun di dalam penjara Israel.
Dua saudara sepupu itu ditangkap selama intifada pertama Palestina pada 1990 silam. Keduanya dituduh menusuk dan membunuh satu warga Israel dan melukai tiga orang lainnya saat menumpang bus di dekat Tel Aviv.
"Mohammed dan Sawalha adalah pahlawan. Mereka dipenjarakan oleh Israel demi bangsa (Palestina)," kata Ghassan Mohammed, seorang sopir taksi. Keduanya enggan untuk berbicara tentang tindakan mereka, dan menyatakan saat ini mereka hanya menginginkan perdamaian.
"Saya berharap dimulainya kembali pembicaraan akan mencapai sesuatu dan tidak hanya akan membuang-buang waktu. Saya berharap kami bisa mendapatkan hak-hak kami dan kami semua tahanan dibebaskan," kata Mohammed.
Sawalha yang saat ini berusia 40 tahun dan sepupunya Mohammed Sawalha, dibebaskan otoritas Israel bersama dengan 24 narapidana Palestina lainnya pada Rabu (14/8/2013) pagi. Para tahanan Palestina ini dibebaskan beberapa jam sebelum dimulainya putaran dua pembicaraan perdamaian Palestina-Israel.
"Saya masih tidak telah bebas," kata Sawalha yang tiba pada pukul 3:30 pagi waktu setempat di kampung halamannya, Azmut, dekat Nablus di Tepi Barat.
Dia dan Muhammad menerima sambutan bak pahlawan dari penduduk desa, teman-teman, dan keluarga, yang berkumpul untuk menghibur kembalinya putra asli mereka, yang pernah mendekam 23 tahun di dalam penjara Israel.
Dua saudara sepupu itu ditangkap selama intifada pertama Palestina pada 1990 silam. Keduanya dituduh menusuk dan membunuh satu warga Israel dan melukai tiga orang lainnya saat menumpang bus di dekat Tel Aviv.
"Mohammed dan Sawalha adalah pahlawan. Mereka dipenjarakan oleh Israel demi bangsa (Palestina)," kata Ghassan Mohammed, seorang sopir taksi. Keduanya enggan untuk berbicara tentang tindakan mereka, dan menyatakan saat ini mereka hanya menginginkan perdamaian.
"Saya berharap dimulainya kembali pembicaraan akan mencapai sesuatu dan tidak hanya akan membuang-buang waktu. Saya berharap kami bisa mendapatkan hak-hak kami dan kami semua tahanan dibebaskan," kata Mohammed.
(esn)