AS kutuk keras pembunuhan politisi di Tunisia
A
A
A
Sindonews.com – Amerika Serikat (AS) mengecam keras pembunuhan politisi oposisi Tunisia, Mohamed Brahmi dan menyerukan penyelidikan menyeluruh untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.
"Ini bukan pembunuhan politik pertama sejak revolusi Tunisia dan tidak ada pembenaran untuk tindakan keterlaluan dan pengecut seperti di Tunisia yang demokratis," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf, Kamis (25/7/2013).
"Kami mendesak pemerintah Tunisia untuk segera melakukan investigasi transparan dan profesional untuk memastikan bahwa para pelaku dibawa ke pengadilan pada waktu yang tepat," tambahnya, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu, organisasi buruh terbesar di Tunisia, UGTT, mengaku akan mengadakan pemogokan umum pada Jumat (26/7/2013), untuk memprotes pembunuhan Brahmi.
"Kantor eksekutif UGTT memutuskan untuk menggelar mogok umum. Ini akan menjadi pemogokan politik dalam membela Tunisia dan untuk memprotes ini pembunuhan politik baru," kata Sami Tahri, Juru Bicara UGTT.
Sebelumnya, sebuah pemogokan umum diselenggarakan pada 8 silam, dua hari setelah pembunuhan tokoh oposisi negara itu, Chokri Belaid.
"Ini bukan pembunuhan politik pertama sejak revolusi Tunisia dan tidak ada pembenaran untuk tindakan keterlaluan dan pengecut seperti di Tunisia yang demokratis," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf, Kamis (25/7/2013).
"Kami mendesak pemerintah Tunisia untuk segera melakukan investigasi transparan dan profesional untuk memastikan bahwa para pelaku dibawa ke pengadilan pada waktu yang tepat," tambahnya, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu, organisasi buruh terbesar di Tunisia, UGTT, mengaku akan mengadakan pemogokan umum pada Jumat (26/7/2013), untuk memprotes pembunuhan Brahmi.
"Kantor eksekutif UGTT memutuskan untuk menggelar mogok umum. Ini akan menjadi pemogokan politik dalam membela Tunisia dan untuk memprotes ini pembunuhan politik baru," kata Sami Tahri, Juru Bicara UGTT.
Sebelumnya, sebuah pemogokan umum diselenggarakan pada 8 silam, dua hari setelah pembunuhan tokoh oposisi negara itu, Chokri Belaid.
(esn)