Ikhwanul Muslimin jatuh, posisi Hamas sulit
A
A
A
Sindonews.com - Kejatuhan Ikhwanul Muslimin di Mesir telah membuat kelompok pejuang Hamas, sekutu terpercaya mereka terisolasi. Demikian diungkapkan oleh seorang pejabat keamanan Palestina kepada Radio Israel, Kamis (11/7/2013).
"Saat ini, Hamas sedang menghadapi sebuah periode yang paling sulit. Sebab, mereka telah kehilangan sekutu utama mereka di kawasan, termasuk mantan Presiden Mesir, Mohamed Morsi," ungkap pejabat Palestina, seperti dilansir Jpost.
Setelah kejatuhan Morsi, Mesir akan semakin meningkatkan pergerakan pejabat Hamas, serta meningkatkan penjagaan di wilayah perbatasan Gaza untuk menghindari penyelundupan senjata.
Baru-baru ini, Rafah, wilayah perbatasan utama Mesir dan Gaza ditutup setelah kejatuhan Morsi dan krisis politik di Mesir. Langkah tegas pemerintah Mesir untuk mengetatkan penjagaan di sepanjang wilayah perbatasan telah meningkatkan masalah keuangan di Gaza, khususnya disebabkan karena kurangnya bahan bakar.
Pejabat Palestina itu meyakini, bahwa krisis keuangan yang dialami Hamas akan semakin meningkat dengan posisi mereka yang terisolasi. Hal ini mungkin saja dapat menciptakan sebuah gelombang revolusi di Gaza.
Sebab, pekan lalu, di tengah krisis politik yang dihadapi Mesir, pemimpin Fatah menyerukan warga Palestina untuk menggulingkan Hamas. Namun, sampai hari itu seruan itu belum terlaksana.
"Saat ini, Hamas sedang menghadapi sebuah periode yang paling sulit. Sebab, mereka telah kehilangan sekutu utama mereka di kawasan, termasuk mantan Presiden Mesir, Mohamed Morsi," ungkap pejabat Palestina, seperti dilansir Jpost.
Setelah kejatuhan Morsi, Mesir akan semakin meningkatkan pergerakan pejabat Hamas, serta meningkatkan penjagaan di wilayah perbatasan Gaza untuk menghindari penyelundupan senjata.
Baru-baru ini, Rafah, wilayah perbatasan utama Mesir dan Gaza ditutup setelah kejatuhan Morsi dan krisis politik di Mesir. Langkah tegas pemerintah Mesir untuk mengetatkan penjagaan di sepanjang wilayah perbatasan telah meningkatkan masalah keuangan di Gaza, khususnya disebabkan karena kurangnya bahan bakar.
Pejabat Palestina itu meyakini, bahwa krisis keuangan yang dialami Hamas akan semakin meningkat dengan posisi mereka yang terisolasi. Hal ini mungkin saja dapat menciptakan sebuah gelombang revolusi di Gaza.
Sebab, pekan lalu, di tengah krisis politik yang dihadapi Mesir, pemimpin Fatah menyerukan warga Palestina untuk menggulingkan Hamas. Namun, sampai hari itu seruan itu belum terlaksana.
(esn)