Rusia: Banyak pihak perumit konferensi perdamaian Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Rusia berkomitmen untuk mengatur sebuah konferensi perdamaian untuk mengakhiri konflik di Suriah, namun negara-negara dan kelompok lain memperumit kondisi dengan menetapkan prasyarat. Demikian dinyatakan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, Jumat (28/6/2013).
“Pengiriman senjata kepada pemberontak yang melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad, bertentangan dengan konsep konferensi," kata Lavrov, yang akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry pada pekan depan untuk membahas konferensi ini.
Rusia, yang mendukung Assad dengan mengirimkan senjata dan melindungi Damaskus dari resolusi Dewan Keamanan PBB, telah sepakat dengan AS pada Mei lalu untuk mencoba membantu membawa pihak yang bertikai di Suriah ke konferensi perdamaian.
Tapi, pembicaraan persiapan konferensi yang dilakukan pekan ini di Jenewa antara pekabat Rusia, AS, dan PBB tidak membuat kemajuan. "Pihak oposisi, yang didukung oleh Barat dan negara lainnya di kawasan, telah mengumumkan, bahwa mereka tidak akan datang ke Konferensi selama rezim tidak setuju untuk menyerah," ujar Lavrov, seperti dikutip dari Reuters.
Dia menggarisbawahi, bahwa ketika inisiatif ini digulirkan oleh Rusia dan AS, telah disepakati bahwa peserta konferensi tidak akan diizinkan untuk mengatur prasyarat. Hingga kini, belum ada tanggal pasti yang ditetapkan untuk konferensi itu.
“Pengiriman senjata kepada pemberontak yang melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad, bertentangan dengan konsep konferensi," kata Lavrov, yang akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry pada pekan depan untuk membahas konferensi ini.
Rusia, yang mendukung Assad dengan mengirimkan senjata dan melindungi Damaskus dari resolusi Dewan Keamanan PBB, telah sepakat dengan AS pada Mei lalu untuk mencoba membantu membawa pihak yang bertikai di Suriah ke konferensi perdamaian.
Tapi, pembicaraan persiapan konferensi yang dilakukan pekan ini di Jenewa antara pekabat Rusia, AS, dan PBB tidak membuat kemajuan. "Pihak oposisi, yang didukung oleh Barat dan negara lainnya di kawasan, telah mengumumkan, bahwa mereka tidak akan datang ke Konferensi selama rezim tidak setuju untuk menyerah," ujar Lavrov, seperti dikutip dari Reuters.
Dia menggarisbawahi, bahwa ketika inisiatif ini digulirkan oleh Rusia dan AS, telah disepakati bahwa peserta konferensi tidak akan diizinkan untuk mengatur prasyarat. Hingga kini, belum ada tanggal pasti yang ditetapkan untuk konferensi itu.
(esn)