Rusia desak dunia Barat perlonggar sanksi Iran
A
A
A
Sindonews.com – Rusia mendesak dunia Barat untuk mempertimbangkan pelonggaran sanksi terhadap Iran. Menurut Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, saat ini Iran bersiap untuk menangguhkan upaya memperkaya uranium sampai 20 persen.
“Jika terwujud, langkah tersebut akan menandai kompromi terbesar Teheran selama bertahun-tahun dalam krisis nuklir,” kata Lavrov, seperti dikutip dari kantor berita Kuwait, KUNA. Komentar itu dilayangkan Lavrov, setelah terpilihnya Hassan Rouhani sebagai presiden baru Iran.
"Hal ini diperlukan untuk menghindari pengetatan tekanan sanksi terhadap Teheran dan mulai berpikir tentang cara-cara untuk kemungkinan melemahnya (sanksi) dengan cara yang nyata bagi Iran," kata Lavrov.
"Untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, tanda-tanda harapan telah muncul dalam proses ini," kata. "Masyarakat Iran sudah mengkonfirmasi hal utama, yang merupakan kesiapan, untuk menghentikan pengayaan uranium sampai 20 persen," kata Lavrov.
Selama ini, negara-negara Barat telah menuduh Iran mengembangkan program nuklir untuk kepentingan militer. Sementara Pemerintah Iran sendiri menolak hal itu dan menegaskan, bahwa program nuklir mereka bertujuan damai.
“Jika terwujud, langkah tersebut akan menandai kompromi terbesar Teheran selama bertahun-tahun dalam krisis nuklir,” kata Lavrov, seperti dikutip dari kantor berita Kuwait, KUNA. Komentar itu dilayangkan Lavrov, setelah terpilihnya Hassan Rouhani sebagai presiden baru Iran.
"Hal ini diperlukan untuk menghindari pengetatan tekanan sanksi terhadap Teheran dan mulai berpikir tentang cara-cara untuk kemungkinan melemahnya (sanksi) dengan cara yang nyata bagi Iran," kata Lavrov.
"Untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, tanda-tanda harapan telah muncul dalam proses ini," kata. "Masyarakat Iran sudah mengkonfirmasi hal utama, yang merupakan kesiapan, untuk menghentikan pengayaan uranium sampai 20 persen," kata Lavrov.
Selama ini, negara-negara Barat telah menuduh Iran mengembangkan program nuklir untuk kepentingan militer. Sementara Pemerintah Iran sendiri menolak hal itu dan menegaskan, bahwa program nuklir mereka bertujuan damai.
(esn)