Argumen Putin & Obama soal Suriah ramaikan KTT G8

Senin, 17 Juni 2013 - 19:04 WIB
Argumen Putin & Obama...
Argumen Putin & Obama soal Suriah ramaikan KTT G8
A A A
Sindonews.com – Perbedaan argumen Presiden Rusia Vladmir Putin dan Presiden AS, Barack Obama soal krisis Suriah, meramaikan KTT G8 yang dibuka Senin (17/6/2013) di Irlandia Utara. Sedangkan Inggris bersikap agar segera dilakukan pemerintahan transisi untuk mengakhiri konflik di Suriah.

Pembicaraan antara Obama dan Putin mendominasi pertemuan para pemimpin dunia itu. Karena keduanya berada di sisi yang berlawanan dalam menyikapi konflik di Suriah, dengan saling memberikan dukungan militer.

Obama yang mendarat dengan Jet Air Force One di Belfast pukul 08.35 waktu setempat (pukul 07.35 waktu GMT) langsung menuju ke pusat konferensi lokal untuk berbicara kepada 2.000 audiens yang sebagian besar masih muda.

”Anda adalah generasi pertama di negeri ini untuk mewarisi lebih dari sekadar sikap (yang) mengeras, dan prasangka pahit masa lalu. Anda adalah pewaris dari perdamaian yang adil,” kata Obama, dikutip BBC.

Obama akan menekankan kepada Putin, bahwa Washington ingin masalah Suriah tetap diselesaikan dalam konferensi damai di Jenewa, seperti yang digagas bersama Rusia.

Sementara, Putin yang sudah berbicara dengan Perdana Menteri Inggris, David Cameron pada Minggu, menegaskan bahwa Moskow telah mematuhi hukum internasional ketika memasok senjata kepada rezim Assad. Dia menuntut negara-negara Barat yang mempersenjatai pemberontak juga mematuhi hukum internasional.

”Kami tidak melanggar aturan dan norma-norma, dan kita memanggil semua mitra kami untuk bertindak dengan cara yang sama (mematuhi aturan internasional),” kata Putin.

Sebagai tuan rumah, David Cameron minta pertemuan G8 berujung pada upaya penciptaan perdamaian di Suriah. ”Kami (Inggris) belum membuat keputusan untuk memberikan senjata kepada oposisi Suriah, tapi apa yang kita perlu lakukan adalah membawa konferensi ini pada upaya perdamaian dan penciptaan pemerintahan transisi. Sehingga orang-orang di Suriah dapat memiliki pemerintah yang mewakili mereka, bukan dari pemerintah yang mencoba untuk (membantai) mereka,” ujarnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7470 seconds (0.1#10.140)