Korut ajukan prasyarat untuk dialog dengan AS & Korsel
A
A
A
Sindonews.com - Korea Utara (Korut) memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) untuk segera menghentikan semua tindakan bermusuhan dan provokasi lebih lanjut. Jika dua negara itu tidak mengindahkan seruan tersebut, maka Korut tidak tertarik untuk melakukan dialog guna meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.
Seperti dilansir kantor berita Korsel, Yonhap, Kamis (18/4/2013), Komisi Pertahanan Nasional dan Komite Reunifikasi Korea Utara (CPRK) mengungkapkan sejumlah permintaan yang harus direalisasikan, sebelum dialog digelar. CPRK mengatakan, AS dan Korsel harus menghentikan latihan perang nuklir dan Dewan Keamanan (DK) PBB harus membatalkan penjatuhan sanksi terhadap Korut.
"Korsel harus berhenti mengungkapkan kebohongan dan mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya, seperti menyalahkan utara atas tenggelamnya kapal perang Korsel pada 2010 lalu dan pembajakan sejumlah situs lembaga keuangan dan media Korsel," ungkap CPRK dalam sebuah pernyataan.
Lebih lanjut, CPRK mengungkapkan bahwa dialog tidak akan terealisasi sebelum AS dan Korsel mengungkapkan kepada seluruh dunia, bahwa mereka tidak akan mengumbar ancaman, apalagi melakukan latihan peranga nuklir yang menargetkan Pyongyang.
"Inilah waktu yang tepat untuk membatalkan kemungkinan pecahnya perang nuklir di kawasan dan mereka harus mengeluarkan pernyataan resmi untuk tidak akan mengunakan kembali perangkat tersebut," lanjut CPRK.
Dalam kesempatan tersebut CPRK mengatakan, salah satu bentuk provokasi yang dilakukan oleh Korsel dan AS adalah memamerkan sejumlah perangkat militer canggih dalam latihan perang gabungan. Selain itu, tindakan Korsel yang menyerukan agar korut mengambil tindakan yang tepat dengan datang ke meja perundingan, dinilai Korut sebagai sebuah sikap yang kurang ajar.
"Jika Korsel memang menginginkan dialog yang serius, maka mereka harus berhenti melakukan tindakan yang menyakiti martabat Korut. Seperti, berhenti menjadikan Korut sebagai target dalam latihan perang, melancarkan kampanye negatif, serta memberikan jaminan kepada bangsa Korut, bahwa mereka tidak akan melakukan tindakan bermusuhan ke depannya," tutup isi pernyataan CPRK.
Seperti dilansir kantor berita Korsel, Yonhap, Kamis (18/4/2013), Komisi Pertahanan Nasional dan Komite Reunifikasi Korea Utara (CPRK) mengungkapkan sejumlah permintaan yang harus direalisasikan, sebelum dialog digelar. CPRK mengatakan, AS dan Korsel harus menghentikan latihan perang nuklir dan Dewan Keamanan (DK) PBB harus membatalkan penjatuhan sanksi terhadap Korut.
"Korsel harus berhenti mengungkapkan kebohongan dan mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya, seperti menyalahkan utara atas tenggelamnya kapal perang Korsel pada 2010 lalu dan pembajakan sejumlah situs lembaga keuangan dan media Korsel," ungkap CPRK dalam sebuah pernyataan.
Lebih lanjut, CPRK mengungkapkan bahwa dialog tidak akan terealisasi sebelum AS dan Korsel mengungkapkan kepada seluruh dunia, bahwa mereka tidak akan mengumbar ancaman, apalagi melakukan latihan peranga nuklir yang menargetkan Pyongyang.
"Inilah waktu yang tepat untuk membatalkan kemungkinan pecahnya perang nuklir di kawasan dan mereka harus mengeluarkan pernyataan resmi untuk tidak akan mengunakan kembali perangkat tersebut," lanjut CPRK.
Dalam kesempatan tersebut CPRK mengatakan, salah satu bentuk provokasi yang dilakukan oleh Korsel dan AS adalah memamerkan sejumlah perangkat militer canggih dalam latihan perang gabungan. Selain itu, tindakan Korsel yang menyerukan agar korut mengambil tindakan yang tepat dengan datang ke meja perundingan, dinilai Korut sebagai sebuah sikap yang kurang ajar.
"Jika Korsel memang menginginkan dialog yang serius, maka mereka harus berhenti melakukan tindakan yang menyakiti martabat Korut. Seperti, berhenti menjadikan Korut sebagai target dalam latihan perang, melancarkan kampanye negatif, serta memberikan jaminan kepada bangsa Korut, bahwa mereka tidak akan melakukan tindakan bermusuhan ke depannya," tutup isi pernyataan CPRK.
(esn)