Filipina antisipasi ketegangan di Semenanjung Korea
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Filipina Benigno Aquino III telah memerintahkan Departemen Luar Negeri Filipina (DFA) dan Kedutaan Besar Filipina di Korea Selatan (Korsel) untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjamin keamanan warga negara Filipina yang berada di Korsel, terkait meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.
“Presiden juga telah memerintahkan DFA untuk memberikan informasi terbaru soal perkembangan di Semenanjung Korea, setelah Korea Utara (Korut) menyatakan, bahwa pihaknya telah menandatangani "keadaan perang" dengan Korsel,” jelas Juru Bicara Kepresidenan Filipina, Edwin Lacierda, Minggu (31/3/2013), seperti dikutip dari Xinhua.
Sekretaris Komunikasi Presiden Filipina, Coloma Jr juga mengatakan, bahwa Filipina akan mempertahankan kewaspadaan dan mematuhi mode diplomatik resolusi konflik. “Pemerintah Filipina, melalui Dewan Manajemen Pengurangan Risiko dan Bencana Nasional (NDRRMC), telah mempersiapkan langkah-langkah kontingensi dalam menanggapi ancaman eksternal,” ujar Coloma.
Menurut data dari DFA, saat ini ada sekitar 80 ribu warga Filipina yang tinggal dan bekerja di Korsel. Sedangkan menurut data dari Komisi Pengamat Filipina, hanya ada sekitar 15 warga Filipina yang menetap di Korut.
Kemarin, Korut memang sudah menegaskan, bahwa mereka sedang memasuki keadaan perang dengan Korsel dan siap untuk menutup zona perbatsan industri yang memberikan pemasukan USD 2 miliar per tahun bagi negara komunis itu.
“Presiden juga telah memerintahkan DFA untuk memberikan informasi terbaru soal perkembangan di Semenanjung Korea, setelah Korea Utara (Korut) menyatakan, bahwa pihaknya telah menandatangani "keadaan perang" dengan Korsel,” jelas Juru Bicara Kepresidenan Filipina, Edwin Lacierda, Minggu (31/3/2013), seperti dikutip dari Xinhua.
Sekretaris Komunikasi Presiden Filipina, Coloma Jr juga mengatakan, bahwa Filipina akan mempertahankan kewaspadaan dan mematuhi mode diplomatik resolusi konflik. “Pemerintah Filipina, melalui Dewan Manajemen Pengurangan Risiko dan Bencana Nasional (NDRRMC), telah mempersiapkan langkah-langkah kontingensi dalam menanggapi ancaman eksternal,” ujar Coloma.
Menurut data dari DFA, saat ini ada sekitar 80 ribu warga Filipina yang tinggal dan bekerja di Korsel. Sedangkan menurut data dari Komisi Pengamat Filipina, hanya ada sekitar 15 warga Filipina yang menetap di Korut.
Kemarin, Korut memang sudah menegaskan, bahwa mereka sedang memasuki keadaan perang dengan Korsel dan siap untuk menutup zona perbatsan industri yang memberikan pemasukan USD 2 miliar per tahun bagi negara komunis itu.
(esn)