Pentagon bantah pembom siluman AS tingkatkan ketegangan di Semenanjung Korea
A
A
A
Sindonews.com – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Chuck Hagel membantah, bahwa terbangnya pesawat pembom siluman AS, B-2s telah meningkatkan ketegangan di kawasan Semenanjung Korea.
Hagel membuat pernyataan selama konferensi pers di Pentagon, Kamis (28/3/2013). “Kami harus siap menghadapi segala kemungkinan,” ujar Hagel, seperti dikutip dari Xinhua. Satu hari sebelumnya, dua pesawat pembom siluman B-2s memang telah melintas di kasawan Semenanjung Korea.
“Latihan terbang mereka (pembom siluman B-2s), sebagian besar untuk meyakinkan sekutu kami (Korea Selatan), bahwa mereka dapat mengandalkan kami untuk membantu mereka mencegah konflik," lanjut Hagel.
Menurut Pentagon, dua pesawat siluman B-2s terbang dari pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri, AS untuk melakukan perjalanan pulang-pergi sejauh 13 ribu mil (20.800km).
Kedua pesawat ini terlibat dalam sebuah misi tunggal untuk menjatuhkan sebuah target yang terletak di Korsel. "Misi ini dilakukan untuk unjuk kemampuan AS dalam melakukan penyerangan jangka panjang dengan cepat dan teliti," ungkap pernyataan militer AS.
Hagel membuat pernyataan selama konferensi pers di Pentagon, Kamis (28/3/2013). “Kami harus siap menghadapi segala kemungkinan,” ujar Hagel, seperti dikutip dari Xinhua. Satu hari sebelumnya, dua pesawat pembom siluman B-2s memang telah melintas di kasawan Semenanjung Korea.
“Latihan terbang mereka (pembom siluman B-2s), sebagian besar untuk meyakinkan sekutu kami (Korea Selatan), bahwa mereka dapat mengandalkan kami untuk membantu mereka mencegah konflik," lanjut Hagel.
Menurut Pentagon, dua pesawat siluman B-2s terbang dari pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri, AS untuk melakukan perjalanan pulang-pergi sejauh 13 ribu mil (20.800km).
Kedua pesawat ini terlibat dalam sebuah misi tunggal untuk menjatuhkan sebuah target yang terletak di Korsel. "Misi ini dilakukan untuk unjuk kemampuan AS dalam melakukan penyerangan jangka panjang dengan cepat dan teliti," ungkap pernyataan militer AS.
(esn)