Jet Tempur Suriah bombardir Distrik Deraa
A
A
A
Sindonews.com – Pertempuran antara militer Suriah dan kaum pemberontak dilaporkan kian sengit. Pada Kamis (21/2/2013), jet-jet tempur Suriah membombardir kota tua di Distrik Deraa. Ini adalah kali pertama terjadi aksi pemboman di wilayah itu.
Menurut para aktivis, serangan ini mengakibatkan 18 orang tewas. “Setidaknya ada lima serangan udara yang dilancarkan rezim pada Kamis,” ujar Abdullah Masalmah, seorang aktivis oposisi Suriah, seperti dikutip dari Reuters.
Menurutnya, serangan udara ini adalah aksi balasan. "Pemberontak telah melakukan serangan pada beberapa pos pemeriksaan di Hay al-Saad dan mendeklarasikan wilayah itu. Hal inilah yang mendorong respon dari rezim,” lanjut Masalmah.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, melaporkan bahwa dari 18 korban tewas, 8 di antaranya adalah pejuang oposisi. Sedangkan sisanya adalah penduduk sipil di Distrik Deraa.
Warga sipil memang menjadi korban paling banyak dalam perang saudara yang susah berlangsung selama 22 bulan ini. Menurut data PBB, hingga kini sudah 70 ribu korban jiwa akibat pertikaian bersenjata yang tak berkesudahan ini.
Meski sejumlah pihak sudah mengupayakan terciptanya dialog antara kaum pemberontak dengan rezim Presiden Bashar al-Assad, namun tanda-tanda akan berakhirnya pertempuran belum terlihat. Akibat perang ini pula, ratusan ribu warga Suriah terpaksa mengungsi ke negara tetangga.
Menurut para aktivis, serangan ini mengakibatkan 18 orang tewas. “Setidaknya ada lima serangan udara yang dilancarkan rezim pada Kamis,” ujar Abdullah Masalmah, seorang aktivis oposisi Suriah, seperti dikutip dari Reuters.
Menurutnya, serangan udara ini adalah aksi balasan. "Pemberontak telah melakukan serangan pada beberapa pos pemeriksaan di Hay al-Saad dan mendeklarasikan wilayah itu. Hal inilah yang mendorong respon dari rezim,” lanjut Masalmah.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, melaporkan bahwa dari 18 korban tewas, 8 di antaranya adalah pejuang oposisi. Sedangkan sisanya adalah penduduk sipil di Distrik Deraa.
Warga sipil memang menjadi korban paling banyak dalam perang saudara yang susah berlangsung selama 22 bulan ini. Menurut data PBB, hingga kini sudah 70 ribu korban jiwa akibat pertikaian bersenjata yang tak berkesudahan ini.
Meski sejumlah pihak sudah mengupayakan terciptanya dialog antara kaum pemberontak dengan rezim Presiden Bashar al-Assad, namun tanda-tanda akan berakhirnya pertempuran belum terlihat. Akibat perang ini pula, ratusan ribu warga Suriah terpaksa mengungsi ke negara tetangga.
(esn)