Inggris kirim pesawat pengintai ke Mali
A
A
A
Sindonews.com - Memasuki minggu ke tiga intervensi militer Prancis di wilayah utara Mali, Pemerintah Inggris memutuskan mengirim Sentinel R-1, pesawat mata-mata Inggris untuk membantu operasi pemberantasan teroris, Minggu (26/1/2013).
"Kami memutuskan untuk mengunakan Sentinel R-1 yang terbukti memiliki mampu mengintai kondisi di Libya dan operasi pembendungan terorisme di Afghanistan," ungkap kata Philip Hammond, Sekretaris Pertahanan Inggris, seperti dilansir telegraph, Sabtu (26/1/2013).
Hammond mengatakan Inggris awalnya berencana mengirim dua unit pesawat angkut militer C-17 untuk membantu operasi militer Prancis di Mali. Namun, setelah konsultasi lebih lanjut dengan pemerintah Prancis, Dewan Keamanan Nasional Inggris menawarkan mengirim Sentinel dan lima orang awak untuk mengoperasikan pesawat tersebut.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron telah menegaskan bahwa Inggris tidak akan mengerahkan pasukan darat di Mali. Tapi, dengan adanya peringatan untuk melawan al-Qaeda di Afrika utara dan barat, Cameron munggkin akan mengabil langkah militer yang lebih dalam. Bulan depan, Inggris mungkin akan mengirimkan puluhan trainer di bawah skema Uni Eropa. Mereka akan ditugaskan untuk melatih tentara Mali.
Hingga kini, militer Mali dibantu oleh ribuan tentara asing dari Prancis dan Afrika masih terus melancarkan serangan guna merebut wilayah Utara Mali. Kemarin, Sebuah kontingen tentara Burkina Faso berkekuatan 160 personel tiba di Markala, Mali, Kamis (24/1/2013). Kontingen ini jadi pasukan dari negara Afrika Barat pertama yang bergabung dengan pasukan Mali dan Perancis untuk menggempur pemberontak di wilayah utara Mali.
Koresponden Reuters mengaku melihat tentara Burkina Faso di Markala, yang terletak 237 km dari Ibu Kota Mali, Bamako. Para prajurit Burkina Faso ini mendarat di sebuah pangkalan militer di tepi Sungai Niger.Pengiriman pasukan Burkina Faso ini diharap bisa jadi tahap awal dari sekitar 5.000 personel yang akan dikirim negara-negara Afrika Barat, yang tergabung dalam ECOWAS ke Mali. Saat ini, masih ditunggu kedatangan tentara Chad yang berpengalaman dalam perang di gurun.
"Kami memutuskan untuk mengunakan Sentinel R-1 yang terbukti memiliki mampu mengintai kondisi di Libya dan operasi pembendungan terorisme di Afghanistan," ungkap kata Philip Hammond, Sekretaris Pertahanan Inggris, seperti dilansir telegraph, Sabtu (26/1/2013).
Hammond mengatakan Inggris awalnya berencana mengirim dua unit pesawat angkut militer C-17 untuk membantu operasi militer Prancis di Mali. Namun, setelah konsultasi lebih lanjut dengan pemerintah Prancis, Dewan Keamanan Nasional Inggris menawarkan mengirim Sentinel dan lima orang awak untuk mengoperasikan pesawat tersebut.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron telah menegaskan bahwa Inggris tidak akan mengerahkan pasukan darat di Mali. Tapi, dengan adanya peringatan untuk melawan al-Qaeda di Afrika utara dan barat, Cameron munggkin akan mengabil langkah militer yang lebih dalam. Bulan depan, Inggris mungkin akan mengirimkan puluhan trainer di bawah skema Uni Eropa. Mereka akan ditugaskan untuk melatih tentara Mali.
Hingga kini, militer Mali dibantu oleh ribuan tentara asing dari Prancis dan Afrika masih terus melancarkan serangan guna merebut wilayah Utara Mali. Kemarin, Sebuah kontingen tentara Burkina Faso berkekuatan 160 personel tiba di Markala, Mali, Kamis (24/1/2013). Kontingen ini jadi pasukan dari negara Afrika Barat pertama yang bergabung dengan pasukan Mali dan Perancis untuk menggempur pemberontak di wilayah utara Mali.
Koresponden Reuters mengaku melihat tentara Burkina Faso di Markala, yang terletak 237 km dari Ibu Kota Mali, Bamako. Para prajurit Burkina Faso ini mendarat di sebuah pangkalan militer di tepi Sungai Niger.Pengiriman pasukan Burkina Faso ini diharap bisa jadi tahap awal dari sekitar 5.000 personel yang akan dikirim negara-negara Afrika Barat, yang tergabung dalam ECOWAS ke Mali. Saat ini, masih ditunggu kedatangan tentara Chad yang berpengalaman dalam perang di gurun.
(esn)