Mantan PM Jepang meminta maaf atas kejahatan perang di Cina
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama meminta maaf atas kejahatan perang Jepang di Cina dan menyatakan harapannya bahwa tragedi itu tidak akan terulang. Hatoyama membuat pernyataan saat melakukan lawatan ke Gedung Peringatan Korban Pembantaian Nanjing oleh penjajah Jepang di kota Nanjing, sebelah timur China, Kamis (17/1/2013).
Hatoyama adalah mantan PM Jepang ketiga yang melakukan lawatan ke Gedung Peringatan Korban Pembantaian Nanjing, setelah Tomiichi Murayama dan Toshiki Kaifu. Selama kunjungan, dia sering berhenti untuk mengheningkan cipta dan mengamati foto atau sisa-sisa korban pembantaian Nanjing yang dilakukan oleh tentara Jepang pada akhir 1930-an.
Menurut Hatoyama, ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Seperti yang dinyatakan dalam putusan dari Pengadilan Tokyo, bahwa penjajah Jepang menewaskan lebih dari 300 ribu orang di Nanjing. Setelah melihat slogan yang terpampang di tempat itu, Hatoyama menekankan perlunya penegakan perdamaian di dunia.
"Sebagai pengingat pelajaran sejarah di Nanjing, tapi bukan untuk balas dendam dan mencari perdamaian dunia yang abadi untuk cinta yang besar," kata Hatoyama. Dia berharap, bahwa semua orang akan bekerja keras untuk perdamaian.
"Setelah menanam pohon perdamaian dan bunga, saya akan kembali lagi," katanya pada akhir kunjungan selam dua jam di Gedung Peringatan Korban Pembantaian Nanjing. Di tempat ini, ia menanam sebuah pohon ginkgo di sebuah taman. Hatoyama yang saat ini berusia 66 tahun, menjabat sebagai PM Jepang antara September 2009 dan Juni 2010.
Hatoyama adalah mantan PM Jepang ketiga yang melakukan lawatan ke Gedung Peringatan Korban Pembantaian Nanjing, setelah Tomiichi Murayama dan Toshiki Kaifu. Selama kunjungan, dia sering berhenti untuk mengheningkan cipta dan mengamati foto atau sisa-sisa korban pembantaian Nanjing yang dilakukan oleh tentara Jepang pada akhir 1930-an.
Menurut Hatoyama, ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Seperti yang dinyatakan dalam putusan dari Pengadilan Tokyo, bahwa penjajah Jepang menewaskan lebih dari 300 ribu orang di Nanjing. Setelah melihat slogan yang terpampang di tempat itu, Hatoyama menekankan perlunya penegakan perdamaian di dunia.
"Sebagai pengingat pelajaran sejarah di Nanjing, tapi bukan untuk balas dendam dan mencari perdamaian dunia yang abadi untuk cinta yang besar," kata Hatoyama. Dia berharap, bahwa semua orang akan bekerja keras untuk perdamaian.
"Setelah menanam pohon perdamaian dan bunga, saya akan kembali lagi," katanya pada akhir kunjungan selam dua jam di Gedung Peringatan Korban Pembantaian Nanjing. Di tempat ini, ia menanam sebuah pohon ginkgo di sebuah taman. Hatoyama yang saat ini berusia 66 tahun, menjabat sebagai PM Jepang antara September 2009 dan Juni 2010.
(esn)