UNESCO minta militer Mali & Perancis lindungi situs kuno
A
A
A
Sindonews.com – Badan kebudayaan PBB, UNESCO mendesak pasukan Mali dan Perancis yang berperang di Mali untuk melindungi situs budaya kuno di negara itu, selama berlangsungnya serangan udara dan serangan darat.
"Saya meminta semua angkatan bersenjata untuk melakukan segala upaya guna melindungi warisan budaya dari negara yang telah rusak parah," kata Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova dalam sebuah pernyataan, Selasa (15/1/2013).
Sejak akhir pekan lalu, Perancis sudah melancarkan serangan udara ke wilayah Mali yang diduduki kaum pemberontak. Militer Mali dan Perancis berupaya keras untuk mengusir kaum pemberontak dari sebelah utara Mali.
Para pemberontak telah kabur dari tiga kota utama di utara Mali, termasuk dari Timbuktu. Kota ini telah ditetapkan UNESCO sebagai sebuah situs Warisan Dunia.
Tahun lalu, kaum militan telah menghancurkan sebuah makam kuno dan pintu masuk sebuah masjid yang dibangun pada abad 15. Kaum militan muslim menganggap situs kuno ini tak ubahnya berhala dan harus dihancurkan.
"Warisan budaya Mali adalah permata yang sangat penting bagi seluruh umat manusia," kata Bokova. "Perusakan situs Warisan Dunia di Mali pada 2012, terutama makam di Timbuktu, memicu gelombang kemarahan di seluruh dunia. Ini membantu untuk meningkatkan kesadaran akan situasi kritis yang dihadapi rakyat Mali," lanjutnya.
"Intervensi militer saat ini harus melindungi rakyat dan mengamankan warisan budaya di Mali," tambah Bokova. Ia juga menyatakan, bahwa UNESCO telah memberikan peta yang menunjukkan situs warisan dunia pada para komandan militer untuk selanjutnya brosur-brosur ini diserahkan kepada tentara demi mencegah kerusakan warisan budaya.
"Saya meminta semua angkatan bersenjata untuk melakukan segala upaya guna melindungi warisan budaya dari negara yang telah rusak parah," kata Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova dalam sebuah pernyataan, Selasa (15/1/2013).
Sejak akhir pekan lalu, Perancis sudah melancarkan serangan udara ke wilayah Mali yang diduduki kaum pemberontak. Militer Mali dan Perancis berupaya keras untuk mengusir kaum pemberontak dari sebelah utara Mali.
Para pemberontak telah kabur dari tiga kota utama di utara Mali, termasuk dari Timbuktu. Kota ini telah ditetapkan UNESCO sebagai sebuah situs Warisan Dunia.
Tahun lalu, kaum militan telah menghancurkan sebuah makam kuno dan pintu masuk sebuah masjid yang dibangun pada abad 15. Kaum militan muslim menganggap situs kuno ini tak ubahnya berhala dan harus dihancurkan.
"Warisan budaya Mali adalah permata yang sangat penting bagi seluruh umat manusia," kata Bokova. "Perusakan situs Warisan Dunia di Mali pada 2012, terutama makam di Timbuktu, memicu gelombang kemarahan di seluruh dunia. Ini membantu untuk meningkatkan kesadaran akan situasi kritis yang dihadapi rakyat Mali," lanjutnya.
"Intervensi militer saat ini harus melindungi rakyat dan mengamankan warisan budaya di Mali," tambah Bokova. Ia juga menyatakan, bahwa UNESCO telah memberikan peta yang menunjukkan situs warisan dunia pada para komandan militer untuk selanjutnya brosur-brosur ini diserahkan kepada tentara demi mencegah kerusakan warisan budaya.
(esn)