Puluhan ribu kaum Syiah Pakistan iringi penguburan korban pemboman
A
A
A
Sindonews.com – Puluhan ribu kaum Syiah Pakistan, Senin (14/1/2013), mengiringi proses penguburan 96 kaum Syiah yang tewas dalam aksi pemboman pertengahan pekan lalu. Para korban sengaja tidak langsung dikuburkan, layaknya aturan dalam agama Islam, sebagai bentuk protes terhadap sikap Pemerintah Pakistan.
Kaum Syiah di Pakistan menuntut perlindungan yang lebih baik dari pemerintah terhadap gelombang serangan sektarian di negara itu. Aksi pemboman yang menewaskan 96 orang itu adalah aksi kekerasan terburuk dalam sejarah pertikaian sektarian di Pakistan.
Seperti diklaporkan Reuters, para pemimpin Syiah Pakistan sepakat untuk mengadakan penguburan setelah Perdana Menteri Raja Pervez Ashraf melakukan perjalanan ke ibu kota Provinsi Quetta dan setuju untuk memnuhi beberapa tuntutan mereka.
PM Ashraf pun bertemu dengan para pemimpin protes dan setuju untuk memecat seluruh pejabat pemerintah Provinsi Quetta. Para pemimpin Syiah mengatakan, banyak pejabat terlibat dalam kekerasan sektarian di provinsi itu. “Pemerintah telah berbuat banyak untuk membendung aksi kekerasan sektarian,” kata Ashraf.
"Kami lelah mengubur orang yang kita kasihi," kata Dr Zulfiqar Jaffery (50), yang kehilangan kedua saudaranya iparnya dalam aksi pemboman tersebut. "Pemerintah kami akan merasakan sakit kami jika mereka menghadapi situasi yang sama," lanjutnya.
Tahun lalu, lebih dari 400 kaum Syiah di Pakistan tewas. Sebagian tewas karena ditembak, sebagian lagi karena aksi pemboman. Pelakunya hampir tidak pernah tertangkap.
Kaum Syiah di Pakistan menuntut perlindungan yang lebih baik dari pemerintah terhadap gelombang serangan sektarian di negara itu. Aksi pemboman yang menewaskan 96 orang itu adalah aksi kekerasan terburuk dalam sejarah pertikaian sektarian di Pakistan.
Seperti diklaporkan Reuters, para pemimpin Syiah Pakistan sepakat untuk mengadakan penguburan setelah Perdana Menteri Raja Pervez Ashraf melakukan perjalanan ke ibu kota Provinsi Quetta dan setuju untuk memnuhi beberapa tuntutan mereka.
PM Ashraf pun bertemu dengan para pemimpin protes dan setuju untuk memecat seluruh pejabat pemerintah Provinsi Quetta. Para pemimpin Syiah mengatakan, banyak pejabat terlibat dalam kekerasan sektarian di provinsi itu. “Pemerintah telah berbuat banyak untuk membendung aksi kekerasan sektarian,” kata Ashraf.
"Kami lelah mengubur orang yang kita kasihi," kata Dr Zulfiqar Jaffery (50), yang kehilangan kedua saudaranya iparnya dalam aksi pemboman tersebut. "Pemerintah kami akan merasakan sakit kami jika mereka menghadapi situasi yang sama," lanjutnya.
Tahun lalu, lebih dari 400 kaum Syiah di Pakistan tewas. Sebagian tewas karena ditembak, sebagian lagi karena aksi pemboman. Pelakunya hampir tidak pernah tertangkap.
(esn)