Gempuran Perancis di Bamako, pukul mundur militan Mali
A
A
A
Sindonews.com - Serangan militer yang dilancarkan oleh Angkatan Udara (AU) Perancis di Ibu Kota Bamako, wilayah Mali Utara menewaskan lebih dari 100 orang, Sabtu (12/1/2013). Serangan tersebut datang, setelah Pemerintah Mali meminta bantuan militer pada pemerintah Prancis untuk melawan militan di wilayah utara Mali. Pasalnya, militer Mali gagal mempertahankan wilayah Konna, 600 km dari Ibu Kota Bamako, Kamis (10/1/2012).
Juru Bicara Kementrian Pertahanan Mali Letkol Diaran Kone mengatakan hampir 30 kendaraan yang mengangkut lebih dari 100 militan Mali dibom oleh AU Perancis. "Lebih dari seratus pemberontak tewas akibat serangan udara yang dilancarakan oleh pesawat tempur dan helikopter di Ibu Kota Bamako.
Kone mengatakan serangan darat yang dilancarakan oleh militer Mali dan dibantu serangan udara milter Prancis sejak Jumat lalu, efektif mengusir pemberontak dari Kota Konna. Sedikitnya, 11 tentara kami tewas, sementara 60 orang lainya terluka. Sehari sebelumnya, seorang pilot Perancis tewas dalam operasi pembebasan seorang sandara yang diculik oleh militan. Sebab, helikopter yang dia kemudikan ditembak jatuh oleh militan di Kota Mopti, " ungkap Kone seperti diberitakan dalam Reuters, Minggu (13/1/2013).
Laporan tersebut diperkuat dengan pernyataan warga Gao. "Puluhan anggota militan Mali mundur ke wilayah Utara dengan mengunakan truk terbuka," ungkap warga Gao, salah satu wilayah yang dikuasai oleh militan Mali.
Seorang penjaga toko di Kota Konna mengatakan dia telah menemukan148 mayat di empat lokasi berbeda di Kota Konna. Beberapa diantara mayat tersebut menggunakan pakaian tentara. Namun, sebagian besar mayat tersebut menggunakan sorban kepala dan jubah tradisional. Seperti diketahui, militan Mali tidak mengunakan seragam yang sama seperti anggota militer.
Sementara itu Presiden Perancis, Francois Hollande telah mendesak Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara, Ketua kelompok Ekonomi Afrika Barat (ECOWAS) segara mengirimkan pasukan untuk membantu militer Malim, yakni menyebarkan 3.300 tentara Afrika. Seperti dikatahui, Panglima Militer Prancis, Edouard Guillaud mengatakan Prancis tidak berencana meyerang militan Mali secara langsung lewat jalur darat, kami menunggu ribuan tantara Afrika dari negara anggota ECOWAS melaksanakan mandat yang telah diberikan oleh Dewan Keamanan PBB.
Juru Bicara Kementrian Pertahanan Mali Letkol Diaran Kone mengatakan hampir 30 kendaraan yang mengangkut lebih dari 100 militan Mali dibom oleh AU Perancis. "Lebih dari seratus pemberontak tewas akibat serangan udara yang dilancarakan oleh pesawat tempur dan helikopter di Ibu Kota Bamako.
Kone mengatakan serangan darat yang dilancarakan oleh militer Mali dan dibantu serangan udara milter Prancis sejak Jumat lalu, efektif mengusir pemberontak dari Kota Konna. Sedikitnya, 11 tentara kami tewas, sementara 60 orang lainya terluka. Sehari sebelumnya, seorang pilot Perancis tewas dalam operasi pembebasan seorang sandara yang diculik oleh militan. Sebab, helikopter yang dia kemudikan ditembak jatuh oleh militan di Kota Mopti, " ungkap Kone seperti diberitakan dalam Reuters, Minggu (13/1/2013).
Laporan tersebut diperkuat dengan pernyataan warga Gao. "Puluhan anggota militan Mali mundur ke wilayah Utara dengan mengunakan truk terbuka," ungkap warga Gao, salah satu wilayah yang dikuasai oleh militan Mali.
Seorang penjaga toko di Kota Konna mengatakan dia telah menemukan148 mayat di empat lokasi berbeda di Kota Konna. Beberapa diantara mayat tersebut menggunakan pakaian tentara. Namun, sebagian besar mayat tersebut menggunakan sorban kepala dan jubah tradisional. Seperti diketahui, militan Mali tidak mengunakan seragam yang sama seperti anggota militer.
Sementara itu Presiden Perancis, Francois Hollande telah mendesak Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara, Ketua kelompok Ekonomi Afrika Barat (ECOWAS) segara mengirimkan pasukan untuk membantu militer Malim, yakni menyebarkan 3.300 tentara Afrika. Seperti dikatahui, Panglima Militer Prancis, Edouard Guillaud mengatakan Prancis tidak berencana meyerang militan Mali secara langsung lewat jalur darat, kami menunggu ribuan tantara Afrika dari negara anggota ECOWAS melaksanakan mandat yang telah diberikan oleh Dewan Keamanan PBB.
(esn)