Mantan Kepala Intelijen Israel kritik Netanyahu
A
A
A
Sindonews.com – Mantan Kepala Intelijen Israel, Yuval Diskin, mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Menurut Diskin, Netanyahu telah salah menerapkan kebijakan dalam menanggapi program nuklir Iran dan kehilangan kesempatan untuk membuat terobosan pada perjanjian perdamaian dengan Palestina.
Seperti dikutip dari News.com.au, Jumat (4/1/2013), kritikan Diskin ini adalah serangan yang luar biasa kuat dan terbuka pada Netanyahu, tiga pekan sebelum digelarnya pemilu di negara Yahudi itu. Menurut rencana, Israel akan melangsungkan pemilu pada 22 Januari mendatang.
Banyak kalangan memprediksi, Netanyahu akan kembali terpilih sebagai Perdana Menteri Israel. Namun, Diskin menepis prediksi itu. "Saya yakin, kami layak mendapatkan kepemimpinan yang lebih baik, yang lebih berani, dan lebih bermoral, serta menetapkan contoh pribadi yang lebih baik," kata Diskin.
Kampanye pemilu di Israel hampir tidak pernah menyentuh pada isu-isu keamanan, seperti konflik dengan Iran atau proses perdamaian yang macet dengan Palestina. Hampir seluruhnya berfokus pada isu-isu dalam negeri.
"Jika saya menyebabkan pemilih Israel untuk berpikir dua kali sebelum memilih partai dan pemimpin yang tidak layak, karena mereka sebenarnya tidak memimpin kita dengan baik. Dan, saya sudah melakukan bagian saya," lanjut Diskin.
Menurut Diskin, Netanyahu menyia-nyiakan keuntungan yang dibuat oleh pasukan keamanan Israel dengan tidak menggunakan periode relatif tenang selama beberapa tahun terakhir untuk bergerak menuju perdamaian dengan Palestina.
Seperti dikutip dari News.com.au, Jumat (4/1/2013), kritikan Diskin ini adalah serangan yang luar biasa kuat dan terbuka pada Netanyahu, tiga pekan sebelum digelarnya pemilu di negara Yahudi itu. Menurut rencana, Israel akan melangsungkan pemilu pada 22 Januari mendatang.
Banyak kalangan memprediksi, Netanyahu akan kembali terpilih sebagai Perdana Menteri Israel. Namun, Diskin menepis prediksi itu. "Saya yakin, kami layak mendapatkan kepemimpinan yang lebih baik, yang lebih berani, dan lebih bermoral, serta menetapkan contoh pribadi yang lebih baik," kata Diskin.
Kampanye pemilu di Israel hampir tidak pernah menyentuh pada isu-isu keamanan, seperti konflik dengan Iran atau proses perdamaian yang macet dengan Palestina. Hampir seluruhnya berfokus pada isu-isu dalam negeri.
"Jika saya menyebabkan pemilih Israel untuk berpikir dua kali sebelum memilih partai dan pemimpin yang tidak layak, karena mereka sebenarnya tidak memimpin kita dengan baik. Dan, saya sudah melakukan bagian saya," lanjut Diskin.
Menurut Diskin, Netanyahu menyia-nyiakan keuntungan yang dibuat oleh pasukan keamanan Israel dengan tidak menggunakan periode relatif tenang selama beberapa tahun terakhir untuk bergerak menuju perdamaian dengan Palestina.
(esn)