Ribuan demonstran Hong Kong tuntut peningkatan kualitas demokrasi
A
A
A
Sindonews.com – Ribuan warga Hong Kong turun ke jalan-jalan utama di kawasan itu, Selasa (1/1/2013). Para demonstran mendesak mundur Kepala Eksekutif Daerah Administrasi Khusus Hongkong, Leung Chun-ying dan menuntut peningkatan kualitas demokrasi, setelah 15 tahun kembalinya Hong Kong ke pangkuan Pemerintah China.
Kordinator aksi mengatakan, mereka memperkirakan sekitar 50 ribu orang bergabung dalam aksi Tahun Baru melawan pemerintahan Chun-Yin. "Kami harus terus menyuarakan keprihatinan kami, meskipun situasi semakin buruk," kata Billy Li (27), seorang mahasiswa yang tergabung dalam aksi demo ini, seperti dikutip dari Reuters.
Sejak menjabat sebagai Kepala Eksekutif Daerah Administrasi Khusus Hong Kong pada Juli lalu, popularitas Chun-ying memang terus merosot. Ia juga telah menghadapi mosi tidak percaya dari parlemen akibat perselisihan mengenai struktur ilegal di rumah mewahnya.
Selain aksi protes, ada pula yang menggelar aksi dukungan terhadap Chun-yin, yang merupakan Kepala Eksekutif yang didukung oleh Pemerintah pusat China di Beijing. Aksi unjuk rasa pendukung Chun-yin ini dilakukan ditempat terpisah dengan aksi protes.
Sambil mengangkat poster Chun-yin yang digambarkan sebagai vampir dan serigala, para demonstran yang sebagian mengibarkan bendera dari era kolonial Inggris, meneriakkan yel-yel, "Segera beri kami hak pilih universal" dan "Turunkan Leung Chun-ying".
Para pengunjuk rasa telah menggunakan skandal Chun-yin untuk menekan hak pilih universal dalam memilih pemimpin Hong Kong. Hong Kong kembali ke pangkuan Beijing pada 1997 dan tetap mempertahankan status semi-otonom, dengan jaminan kebebasan sipil, seperti hak untuk memprotes.
Kordinator aksi mengatakan, mereka memperkirakan sekitar 50 ribu orang bergabung dalam aksi Tahun Baru melawan pemerintahan Chun-Yin. "Kami harus terus menyuarakan keprihatinan kami, meskipun situasi semakin buruk," kata Billy Li (27), seorang mahasiswa yang tergabung dalam aksi demo ini, seperti dikutip dari Reuters.
Sejak menjabat sebagai Kepala Eksekutif Daerah Administrasi Khusus Hong Kong pada Juli lalu, popularitas Chun-ying memang terus merosot. Ia juga telah menghadapi mosi tidak percaya dari parlemen akibat perselisihan mengenai struktur ilegal di rumah mewahnya.
Selain aksi protes, ada pula yang menggelar aksi dukungan terhadap Chun-yin, yang merupakan Kepala Eksekutif yang didukung oleh Pemerintah pusat China di Beijing. Aksi unjuk rasa pendukung Chun-yin ini dilakukan ditempat terpisah dengan aksi protes.
Sambil mengangkat poster Chun-yin yang digambarkan sebagai vampir dan serigala, para demonstran yang sebagian mengibarkan bendera dari era kolonial Inggris, meneriakkan yel-yel, "Segera beri kami hak pilih universal" dan "Turunkan Leung Chun-ying".
Para pengunjuk rasa telah menggunakan skandal Chun-yin untuk menekan hak pilih universal dalam memilih pemimpin Hong Kong. Hong Kong kembali ke pangkuan Beijing pada 1997 dan tetap mempertahankan status semi-otonom, dengan jaminan kebebasan sipil, seperti hak untuk memprotes.
(esn)