Wabah Corona Membuat Ribuan Pekerja Seks di Jerman Jadi Gelandangan

Jum'at, 03 April 2020 - 16:26 WIB
Wabah Corona Membuat Ribuan Pekerja Seks di Jerman Jadi Gelandangan
Wabah Corona Membuat Ribuan Pekerja Seks di Jerman Jadi Gelandangan
A A A
BERLIN - Ribuan pekerja seks asing yang bekerja di Jerman terpaksa menjadi gelandangan atau tunawisma setelah rumah bordil dan perbatasan negara ditutup. Penutupan rumah prostitusi itu dilakukan karena pandemi virus corona COVID-19.

Kebijakan penutupan perbatasan membuat sulit bagi ribuan orang tersebut untuk kembali ke negara mereka.

Pihak berwenang di Jerman—negara tempat prostitusi dilegalkan selama hampir dua dekade—menutup rumah bordil bulan lalu bersama dengan bisnis non-esensial lainnya seperti restoran dan kelab malam. Tujuannya untuk menghambat penyebaran virus.

"Virus corona telah menjadi bencana bagi saya," kata seorang pekerja seks asal Polandia di kota barat Bochum yang dikenal kliennya dengan nama Nicole, seperti dikutip Reuters, Jumat (3/4/2020).

"Saya tidak memiliki penghasilan sejak pertengahan Maret dan tidak ada tempat untuk tidur," ujarnya, yang menolak menyebutkan nama aslinya.

Sebelum ditutup, Nicole membayar pengelola rumah bordilnya 90 euro sehari untuk sebuah ruang kencan dengan kliennya. Tapi setelah ditutup, dia terpaksa tinggal bersama manajer bordil.

Pekerja seks di Jerman digolongkan sebagai wiraswasta, membayar pajak dan secara teori berhak atas bantuan keuangan dari dana yang dibentuk oleh pemerintah untuk membantu pekerja lepas melewati masa pandemi COVID-19.

"Saya berharap Pusat Pekerjaan akan menerima pengembalian pajak saya sehingga saya bisa mendapatkan tunjangan pengangguran," kata Nicole. "Jika ini terjadi, saya akan bisa pindah ke apartemen."

Tetapi beberapa pekerja seks bekerja secara ilegal dan badan amal yang mendukung industri prostitusi mengatakan bahwa bahwa banyak pekerja, seperti Nicole, membayar pajak tanpa mengetahui hak-hak mereka. Beberapa meminta klien di jalan untuk memenuhi kebutuhan sampai rumah bordil dibuka kembali.

"Permintaan untuk seks berbayar masih ada di sana meskipun berisiko tertular virus," kata Heike Koettner, dari badan amal pendidikan Madonna untuk para pekerja seks di Bochum. "Beberapa wanita mengambil risiko ini."

Susanne Bleier Wilp dari kelompok lobi Asosiasi Penyedia Layanan Erotis dan Seksual di Berlin mengatakan bahwa dari sekitar 100.000 hingga 200.000 pekerja seks di Jerman, sekitar 80 persennya adalah orang asing, terutama dari Bulgaria, Rumania, Polandia, dan Ukraina.

“Sebagian besar berhasil kembali ke rumah. Tapi yang lain tidak punya rumah," kata Bleier Wilp. “Kita berbicara tentang 3-4 persen yang paling rentan dalam industri ini. Mereka datang ke sini tanpa harapan untuk mendapatkan uang. Sekarang mereka tinggal bersama teman atau tinggal di jalanan. Beberapa yang beruntung tinggal di rumah pelacuran."

Bulgaria, Rumania, dan Polandia mengharuskan warga yang kembali ke karantina selama 14 hari, suatu tindakan yang dirancang untuk memperlambat penyebaran virus corona baru. Virus ini telah menginfeksi hampir 80.000 orang di Jerman dan membunuh lebih dari 1.000 orang.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4901 seconds (0.1#10.140)