Pakistan dan Bangladesh Kesulitan Larang Warganya Salat Jumat

Jum'at, 03 April 2020 - 16:15 WIB
Pakistan dan Bangladesh Kesulitan Larang Warganya Salat Jumat
Pakistan dan Bangladesh Kesulitan Larang Warganya Salat Jumat
A A A
ISLAMABAD - Kepolisian di Pakistan dikerahkan untuk mencegah warga datang ke masjid mengikuti salat Jumat karena khawatir wabah virus corona bertambah.

Pekan lalu pemerintah Pakistan gagal melarang warganya menggelar salat Jumat.

Para pakar kesehatan khawatir wabah di negara-negara Asia Selatan dapat dengan mudah membuat sistem kesehatan publik kewalahan karena potensi peningkatan jumlah kasus.

Namun otoritas di Pakistan dan Bangladesh serta India kesulitan meyakinkan berbagai kelompok agama untuk menjaga jarak social (social distancing) untuk melawan wabah corona.

“Pemerintah provinsi Sindh, Pakistan, akan menerapkan lockdown seperti jam malam selama tiga jam mulai pukul 12 siang pada hari Jumat agar warga tidak keluar rumah untuk salat di masjid,” papar pejabat Pakistan.

“Demi kepentingan lebih besar untuk menyelamatkan nyawa, keputusan melarang salat berjamaah di masjid-masjid tela hdiambil setelah rapat para ulama dari semua kelompok. Hukum syariat mengizinkannya,” ungkap Syed Nasir Hussain Shah, kepala badan informasi Sindh.

Di Bangladesh, beberapa orang diperkirakan tetap datang ke masjid meski pemerintah meminta mereka tetap di rumah untuk mengurangi risiko infeksi.

Badan tertinggi di Bangladesh, Islamic Foundation menyatakan warga lanjut usia dan mereka yang sakit demam atau batuk, harus salat di rumah.

Bangladesh memiliki populasi 160 juta jiwa, salah satu yang terpadat di dunia. Sejauh ini negara itu memiliki 56 kasus, termasuk enam orang yang meninggal dunia.

Di India yang menerapkan lockdown tiga pekan secara ketat, Perdana Menteri (PM) Narendra Modi memberikan pesan untuk publik. “Kita tidak sendiri. Semua 1,3 miliar dari kita menghadapi ini bersama,” ujar dia dalam pesan video.

Banyak warga India kehilangan pekerjaan akibat lockdown. Banyak warga kesulitan mendapatkan makanan dan minuman. Mereka kemudian meninggalkan kota-kota besar dan pergi ke desa asalnya.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5682 seconds (0.1#10.140)