Wabah Corona Paksa Pabrik Rudal Israel Memproduksi Ventilator

Jum'at, 03 April 2020 - 09:20 WIB
Wabah Corona Paksa Pabrik Rudal Israel Memproduksi Ventilator
Wabah Corona Paksa Pabrik Rudal Israel Memproduksi Ventilator
A A A
TEL AVIV - Israel terpaksa mengonversi fasilitas produksi rudal menjadi produksi massal ventilator. Langkah ini diambil untuk mengatasi kekurangan alat bantu pernapasan yang dipicu oleh wabah virus corona COVID-19.

Kementerian Pertahanan Israel telah mengonfirmasi pengubahan fungsi pabrik-pabrik rudal di negara mayoritas Yahudi tersebut.

Data pada hari ini (3/4/2020) menunjukkan Israel memiliki 6.857 kasus infeksi COVID-19 dengan 36 orang di antaranya telah meninggal. Sebanyak 338 pasien berhasil disembuhkan.

Menteri Pertahanan Naftali Bennett telah memperingatkan bahwa Israel hanya memiliki 2.000 ventilator dan membutuhkan lebih banyak alat pernapasan untuk membantu para korban pulih dari COVID-19.

Negara-negara di seluruh dunia telah melaporkan kekurangan ventilator dan beberapa di antaranya bergantung pada perusahaan swasta dan militer mereka untuk meningkatkan produksi alat bantu pernapasan tersebut.

Inisiatif Israel ini adalah kolaborasi antara Kementerian Pertahanan, perusahaan negara Israel Aerospace Industries (IAI) dan pembuat alat medis Inovytec.

"Pagi ini, jalur produksi diresmikan di departemen produksi rudal rahasia IAI, setelah itu puluhan ventilator diuji dan dirakit," kata Kementerian Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Ynet.

Menurut pernyataan tersebut, sekitar 30 ventilator telah dikirim ke Kementerian Kesehatan Israel. Pernyataan itu tidak menunjukkan berapa banyak mesin yang direncanakan untuk diproduksi setiap hari atau apakah itu dibuat untuk ekspor juga.

Peremajaan cepat jalur produksi rudal, imbuh kementerian tersebut, selesai dalam beberapa hari.

"(Israel) harus mengembangkan kemampuan independen dalam segala hal yang berhubungan dengan menangani pandemi virus COVID-19," kata Bennett. "Kami tidak bisa tetap bergantung pada pengadaan dari negara lain," ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5644 seconds (0.1#10.140)