Corona Sudah Bunuh 2.409 Orang di AS, 518 Nyawa dalam 24 Jam

Senin, 30 Maret 2020 - 07:36 WIB
Corona Sudah Bunuh 2.409 Orang di AS, 518 Nyawa dalam 24 Jam
Corona Sudah Bunuh 2.409 Orang di AS, 518 Nyawa dalam 24 Jam
A A A
WASHINGTON - Pandemi virus corona baru, COVID-19, di Amerika Serikat (AS) sudah menewaskan 2.409 orang. Jumlah itu termasuk tambahan 518 kematian baru dalam tempo 24 jam.

Data itu dipublikasikan hari Minggu waktu Washington oleh John Hopkins University. Menurut universitas ini, ada 136.880 kasus atau orang yang terinfeksi di Amerika.

Sedangkan data versi situs pelaporan online worldometers.info hingga pukul 07.15 WIB tercatat ada 141.812 orang yang terinfeksi di Amerika dengan 2.475 di antaranya meninggal. Jumlah pasien yang disembuhkan 4.435 orang.

Jumlah korban meninggal harian versi laporan John Hopkins University tersebut lebih tinggi dari angka kematian harian sebelumnya, yakni 453 jiwa.

Angka kasus COVID-19 di Amerika tercatat yang terbanyak di dunia pada saat ini. Angka itu melampui jumlah kasus di Italia 97.689, China 81.439 dan Spanyol 80.110. (Baca juga: Trump: Puncak Kematian di AS akibat COVID-19 Dua Minggu Lagi )

Sementara itu, Presiden Donald John Trump mengatakan puncak kematian di AS yang disebabkan oleh COVID-19 akan terjadi dua minggu lagi. Pedoman yang diberlakukan secara nasional, kata dia, akan diperpanjang satu bulan lagi atau hingga akhir April.

Menurut Trump, prediksi puncak kematian di Amerika itu mengutip data pemodelan stastik para pakar.

"Puncak—titik tertinggi angka kematian...kemungkinan akan mencapai dalam dua minggu," kata Trump saat dia memberikan pembaruan atau update tentang pandemi COVID-19 di AS pada hari Minggu waktu Washington, seperti dikutip Reuters, Senin (30/3/2020).

Trump juga mengutip perkiraan yang menyarankan bahwa jika pedoman social distancing belum diperkenalkan, sebanyak 2,2 juta orang bisa saja meninggal akibat pandemi virus corona baru di AS.

"Sekarang kita melihat angka yang jauh, jauh lebih rendah dari itu," ujarnya.

Berbicara di program "State of the Union" CNN, penasihat Trump untuk krisis COVID-19; Dr Anthony Fauci, mengklaim bahwa antara 100.000 hingga 200.000 kematian kemungkinan akan terjadi di Amerika.

Fauchi menggambarkan perkiraan seberapa cepat virus akan menyebar di AS seperti mengejar target yang bergerak.

Berbeda dengan retorikanya sebelumnya, Presiden Trump kini menyerukan kesabaran dengan memperingatkan agar tidak merayakan kemenangan atas penyakit mematikan yang telah merenggut 2.475 nyawa di AS sebelum wabah benar-benar diakhiri.

"Tidak ada yang lebih buruk daripada menyatakan kemenangan sebelum kemenangan diraih. Itu akan menjadi kerugian terbesar dari semua," katanya.

Ditanya apakah mungkin bahwa pedoman nasional akan diperpanjang bahkan setelah 30 April, Trump mengatakan bahwa ia berharap itu tidak perlu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3888 seconds (0.1#10.140)