Pandemi Covid-19 Bisa Untungkan Trump Dalam Pilpres AS
A
A
A
WASHINGTON - Sejumlah analis politik mengatakan bahwa pandemi virus Corona baru, Covid-19 dapat mendatangkan keuntungan bagi Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) AS berikutnya. Pilpres AS dijadwalkan berlangsung pada November mendatang.
"Trump dapat berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Sementara tidak ada yang bisa memprediksi apakah Partai Demokrat akan pulih dan menang pada November 2020. Selama Trump terus menunjukkan manajemen krisis yang kuat, peluang Partai Demokrat tampaknya semakin mengecil," ucap Klaus Jurgens, seorang analis politik yang tinggal di Inggris.
"Menghadapi keadaan darurat nasional, dia (Trump) adalah orang yang bertanggung jawab dan warga AS akan menghormatinya. Meskipun tindakan penanggulangan tidak begitu drastis seperti di beberapa negara Eropa, dia tetap menyampaikan pesan yang tegas kepada para pemilih, yakni dia adalah presiden masa perang dan tujuannya adalah kemenangan total atas virus," sambungnya.
Menurut Jurgens, seperti dilansir Sputnik, pandemi ini telah mendorong para pemimpin terpilih untuk mengklaim landasan moral dan bertindak secara populis. Dia menyebut populis kali ini sebagai dalam membela keselamatan bangsa, seseorang, dan kesehatan serta kesejahteraan penduduknya.
"Tak perlu dikatakan, apakah jika seorang presiden Demokrat saat ini duduk di Gedung Putih akan mengambil pilihan yang sama untuk mengubah krisis nasional menjadi keunggulan kepemimpinan karena itu itu adalah hal yang logis dan bukan hal yang tidak baik. Kenapa? Politisi harus mempertahankan kesejahteraan bangsanya dan Donald Trump tidak melakukan hal lain selain itu!" tegasnya.
Sementara itu, Paul Taylor, seorang analis politik Amerika, menjelaskan alasan kenapa Trump bisa mendapatkan keuntungan dari pandemi yang ada. Dia menggambarkan Trump saat ini, sama seperti Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill pada Perang Dunia II.
"Churchill berdiri dengan kokoh dan Donald Trump menunjukkan bahwa kehadiran seorang pria yang hidup hari ini tanpa kekhawatiran, tanpa memperhatikan hal-hal di luar, kecuali menghadapi apa yang sedang terjadi dan memperbaikinya. Dia akan melewatinya dengan tenang mengendalikan caranya," ujarnya.
Taylor yang menjuluki Demokrat sebagai tukang merengek tidak mengesampingkan bahwa musim primer Demokrat yang panjang dapat meningkatkan prospek pemilihan kembali Trump, terutama mengingat pertikaian antara calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden dan Bernie Sanders.
"Saya sepenuhnya setuju dengan itu. Bukan fakta saya pendukung Donald Trump, bukan fakta saya Republik konservatif. Tetapi kenyataan bahwa orang-orang muak dengan pertempuran dan dialog berulang-ulang, ketika mereka terus-menerus mengatakan hal yang sama berulang-ulang," ungkapnya.
"Ceritakan sesuatu yang saya tidak tahu! Apakah ada persatuan? Semua yang kalian lakukan adalah tulus. Semua yang Anda katakan adalah kebencian. Tidak ada yang menebus apa yang Anda katakan, Demokrat," tukasnya.
"Trump dapat berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Sementara tidak ada yang bisa memprediksi apakah Partai Demokrat akan pulih dan menang pada November 2020. Selama Trump terus menunjukkan manajemen krisis yang kuat, peluang Partai Demokrat tampaknya semakin mengecil," ucap Klaus Jurgens, seorang analis politik yang tinggal di Inggris.
"Menghadapi keadaan darurat nasional, dia (Trump) adalah orang yang bertanggung jawab dan warga AS akan menghormatinya. Meskipun tindakan penanggulangan tidak begitu drastis seperti di beberapa negara Eropa, dia tetap menyampaikan pesan yang tegas kepada para pemilih, yakni dia adalah presiden masa perang dan tujuannya adalah kemenangan total atas virus," sambungnya.
Menurut Jurgens, seperti dilansir Sputnik, pandemi ini telah mendorong para pemimpin terpilih untuk mengklaim landasan moral dan bertindak secara populis. Dia menyebut populis kali ini sebagai dalam membela keselamatan bangsa, seseorang, dan kesehatan serta kesejahteraan penduduknya.
"Tak perlu dikatakan, apakah jika seorang presiden Demokrat saat ini duduk di Gedung Putih akan mengambil pilihan yang sama untuk mengubah krisis nasional menjadi keunggulan kepemimpinan karena itu itu adalah hal yang logis dan bukan hal yang tidak baik. Kenapa? Politisi harus mempertahankan kesejahteraan bangsanya dan Donald Trump tidak melakukan hal lain selain itu!" tegasnya.
Sementara itu, Paul Taylor, seorang analis politik Amerika, menjelaskan alasan kenapa Trump bisa mendapatkan keuntungan dari pandemi yang ada. Dia menggambarkan Trump saat ini, sama seperti Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill pada Perang Dunia II.
"Churchill berdiri dengan kokoh dan Donald Trump menunjukkan bahwa kehadiran seorang pria yang hidup hari ini tanpa kekhawatiran, tanpa memperhatikan hal-hal di luar, kecuali menghadapi apa yang sedang terjadi dan memperbaikinya. Dia akan melewatinya dengan tenang mengendalikan caranya," ujarnya.
Taylor yang menjuluki Demokrat sebagai tukang merengek tidak mengesampingkan bahwa musim primer Demokrat yang panjang dapat meningkatkan prospek pemilihan kembali Trump, terutama mengingat pertikaian antara calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden dan Bernie Sanders.
"Saya sepenuhnya setuju dengan itu. Bukan fakta saya pendukung Donald Trump, bukan fakta saya Republik konservatif. Tetapi kenyataan bahwa orang-orang muak dengan pertempuran dan dialog berulang-ulang, ketika mereka terus-menerus mengatakan hal yang sama berulang-ulang," ungkapnya.
"Ceritakan sesuatu yang saya tidak tahu! Apakah ada persatuan? Semua yang kalian lakukan adalah tulus. Semua yang Anda katakan adalah kebencian. Tidak ada yang menebus apa yang Anda katakan, Demokrat," tukasnya.
(esn)