Amerika Serikat Akan Segera Buka Lockdown
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, AS telah melalui “puncak” kasus Covid-19 dan memprediksi beberapa negara bagian akan membuka kembali ekonominya pada bulan ini. Upaya untuk membuka kembali ekonomi akan diumumkan setelah dia berbicara dengan para gubernur negara bagian.
“Kita akan kembali, semuanya,” kata Trump, dilansir Reuters. “Kita ingin negara kita kembali normal,” imbuhnya.
Pengumuman itu bertepatan ketika AS telah mengalami 635.000 kasus dan lebih dari 30.800 orang meninggal dunia karena Covid-19. Dia mengungkapkan, data menunjukkan AS telah melalui puncak kasus baru.
“Harapannya itu akan terus berlanjut dan kita akan melanjutkan untuk membuat banyak kemajuan,” paparnya. Presiden Trump mengungkapkan, 3,3 juta alat tes Covid-19 telah dibagikan dan pengujian antibodi juga akan tersedia secepatnya.
Sebelumnya, pemerintahan Trump mengumumkan 1 Mei kemungkinan untuk membuka kembali ekonomi AS. Namun, dia mengatakan beberapa negara bagian mungkin akan kembali ke normal lebih cepat dari tanggal tersebut. “Saya berpikir ada waktu yang mengejutkan,” kata Trump.
Ketika ditanya tentang bahaya membuka kembali AS secepatnya, Trump mengungkapkan banyak kematian juga jika ekonomi dibiarkan tetap tertutup. Dia mengungkapkan, isu kesehatan mental seperti saluran konseling bunuh diri mengalami peningkatan saat pembekuan ekonomi. Jutaan rakyat AS juga tidak lagi memiliki pekerjaan karena isolasi wilayah diberlakukan. “Yang jelas strategi agresifnya bekerja,” kata Presiden Trump.
Sementara Gubernur Connecticut, Maryland, New York dan Pennsylvania merekomendasikan penduduk untuk mengenakan masker ketika bepergian. Pusat Kontrol dan Pencegah Penyakit (CDC) AS merekomendasikan masker sebagai cara untuk memperlambat penyebaran virus. “Jika kamu pergi ke luar rumah dan kamu tidak bisa menjaga jarak, kamu harus mengenakan masker,” kata Gubernur New York Andrew Cuomo.
Imbauan tersebut juga diberlakukan di New Jersey dan Los Angeles pada pekan lalu. Gubernur California Gavin Newsom juga menyarankan para penduduknya untuk mengenakan masker. “Kita akan kembali ke kehidupan normal, kita akan kembali normal,” kata Gubernur Connecticut Ned Lamont.
Namun demikian, kondisi di medan tempur melawan Covid-19 di rumah sakit New York justru masih parah. Para pekerja medis menghadapi ancaman kesehatan di garda depan. Reuters mencatat lebih dari 50 dokter, perawat dan petugas medis meninggal karena terpapar virus corona. Sedikitnya, 16 petugas medis meninggal di New York. “Ruang gawat darurat rumah sakit seperti zona perang,” kata Raj Aya, suami Madhvi Aya, seorang asisten dokter di Brooklyn, New York, yang meninggal dunia.
Apalagi jumlah kematian di Kota New York akibat wabah virus korona tiba-tiba melonjak menjadi 10.367 orang dengan tambahan 3.778 jiwa. Itu menunjukkan lonjakan kematian sebanyak 60%. "Di balik setiap kematian, ada teman, anggota keluarga, orang tercinta. Kami kini fokus memastikan bahwa setiap warga New York yang meninggal akibat Covid-19 dihitung," ujar Komisioner Kesehatan Kota New York, Oxiris Barbot.
“Kita akan kembali, semuanya,” kata Trump, dilansir Reuters. “Kita ingin negara kita kembali normal,” imbuhnya.
Pengumuman itu bertepatan ketika AS telah mengalami 635.000 kasus dan lebih dari 30.800 orang meninggal dunia karena Covid-19. Dia mengungkapkan, data menunjukkan AS telah melalui puncak kasus baru.
“Harapannya itu akan terus berlanjut dan kita akan melanjutkan untuk membuat banyak kemajuan,” paparnya. Presiden Trump mengungkapkan, 3,3 juta alat tes Covid-19 telah dibagikan dan pengujian antibodi juga akan tersedia secepatnya.
Sebelumnya, pemerintahan Trump mengumumkan 1 Mei kemungkinan untuk membuka kembali ekonomi AS. Namun, dia mengatakan beberapa negara bagian mungkin akan kembali ke normal lebih cepat dari tanggal tersebut. “Saya berpikir ada waktu yang mengejutkan,” kata Trump.
Ketika ditanya tentang bahaya membuka kembali AS secepatnya, Trump mengungkapkan banyak kematian juga jika ekonomi dibiarkan tetap tertutup. Dia mengungkapkan, isu kesehatan mental seperti saluran konseling bunuh diri mengalami peningkatan saat pembekuan ekonomi. Jutaan rakyat AS juga tidak lagi memiliki pekerjaan karena isolasi wilayah diberlakukan. “Yang jelas strategi agresifnya bekerja,” kata Presiden Trump.
Sementara Gubernur Connecticut, Maryland, New York dan Pennsylvania merekomendasikan penduduk untuk mengenakan masker ketika bepergian. Pusat Kontrol dan Pencegah Penyakit (CDC) AS merekomendasikan masker sebagai cara untuk memperlambat penyebaran virus. “Jika kamu pergi ke luar rumah dan kamu tidak bisa menjaga jarak, kamu harus mengenakan masker,” kata Gubernur New York Andrew Cuomo.
Imbauan tersebut juga diberlakukan di New Jersey dan Los Angeles pada pekan lalu. Gubernur California Gavin Newsom juga menyarankan para penduduknya untuk mengenakan masker. “Kita akan kembali ke kehidupan normal, kita akan kembali normal,” kata Gubernur Connecticut Ned Lamont.
Namun demikian, kondisi di medan tempur melawan Covid-19 di rumah sakit New York justru masih parah. Para pekerja medis menghadapi ancaman kesehatan di garda depan. Reuters mencatat lebih dari 50 dokter, perawat dan petugas medis meninggal karena terpapar virus corona. Sedikitnya, 16 petugas medis meninggal di New York. “Ruang gawat darurat rumah sakit seperti zona perang,” kata Raj Aya, suami Madhvi Aya, seorang asisten dokter di Brooklyn, New York, yang meninggal dunia.
Apalagi jumlah kematian di Kota New York akibat wabah virus korona tiba-tiba melonjak menjadi 10.367 orang dengan tambahan 3.778 jiwa. Itu menunjukkan lonjakan kematian sebanyak 60%. "Di balik setiap kematian, ada teman, anggota keluarga, orang tercinta. Kami kini fokus memastikan bahwa setiap warga New York yang meninggal akibat Covid-19 dihitung," ujar Komisioner Kesehatan Kota New York, Oxiris Barbot.