Negara G-7 Tolak Desakan AS Salahkan China atas Pandemi COVID-19

Kamis, 26 Maret 2020 - 09:30 WIB
Negara G-7 Tolak Desakan AS Salahkan China atas Pandemi COVID-19
Negara G-7 Tolak Desakan AS Salahkan China atas Pandemi COVID-19
A A A
WASHINGTON - Para pemimpin negara-negara Kelompok Tujuh (G-7) menolak keras desakan Amerika Serikat untuk menyebut virus corona baru, COVID-19, sebagai "Virus Wuhan" dan menyalahkan China atas pandemi penyakit tersebut.

Washington menyalahkan Beijing atas pandemi virus corona baru dengan tuduhan melakukan kampanye disinformasi tentang wabah itu. Kegagalan Amerika untuk membujuk negara-negara G-7 menyalahkan China, membuat konferensi kelompok itu berakhir tanpa pernyataan bersama.

Setelah telekonferensi selama berjam-jam dengan para pemimpin Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Inggris—sejak pertemuan fisik kelompok itu dibatalkan karena pandemi—Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo meyakinkan wartawan bahwa semua orang ada di konferensi itu memiliki pandangan yang sama tentang wabah COVID-19 .

"Setiap negara di pertemuan itu pagi ini sangat menyadari kampanye disinformasi yang dilakukan oleh Partai Komunis China untuk mencoba dan membelokkan dari apa yang sebenarnya terjadi," kata Pompeo kepada kerumunan yang langka dalam ruang briefing Departemen Luar Negeri Amerika pada hari Rabu, seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (26/3/2020). (Baca: Jubir Kemlu China Curiga Militer AS Bawa Virus Corona ke Wuhan )

Namun, menurut majalah Jerman; Der Spiegel, para pemimpin G-7 lainnya tidak saling sepaham dengan Pompeo tentang penamaan COVID-19 sebagai "Virus Wuhan". Mereka lebih memilih nama COVID-19 yang diadopsi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sementara itu, Buzzfeed mengklaim telah melihat dokumen rancangan pernyataan bersama yang diusulkan oleh AS untuk menyalahkan Cina, Rusia, dan Iran atas "penyebaran narasi palsu" tentang virus corona.

Pompeo secara khusus menyoroti komentar seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China baru-baru ini yang mencurigai militer AS yang membawa COVID-19 ke Wuhan. Pompeo menggambarkan komentar di Twitter itu sebagai "crazy talk". Departemen Luar Negeri Amerika bahkan telah memanggil duta besar China untuk Washington atas komentar itu.

Selama konferensi pers pada hari Rabu, Pompeo juga berusaha memangkas bantuan China ke negara-negara lain yang dilanda wabah."Itu sama dengan penjualan kecil produk di seluruh dunia dan mengklaim bahwa mereka sekarang adalah topi putih," kata Pompeo.

AS, lanjut dia, sedang menyelesaikan rencana untuk mengirim peralatan militer ke Italia, yang telah paling terpukul oleh COVID-19. Italia sendiri telah menerima bantuan tenaga medis dan pasokan dari China, Rusia dan Kuba.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6132 seconds (0.1#10.140)