Langkah Progresif Redam Corona, India Isolasi Diri Selama 21 Hari

Kamis, 26 Maret 2020 - 06:35 WIB
Langkah Progresif Redam Corona, India Isolasi Diri Selama 21 Hari
Langkah Progresif Redam Corona, India Isolasi Diri Selama 21 Hari
A A A
NEW DELHI - Pemerintah India mengambil langkah progresif. Demi mencegah penyebarluasan virus corona (Covid-19), negara tersebut berkeputusan mengisolasi diri secara nasional 21 hari ke depan sejak kemarin.

Keputusan tegas untuk memperlambat penyebaran corona memang harus diambil demi mengamankan penduduk India yang merupakan terbesar kedua di dunia, 1,34 miliar. Selain itu, India juga mempunyai kerawanan karena relasi perdagangan negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia itu hampir terkoneksi ke seluruh penjuru dunia.

Sejauh ini India sebenarnya relatif aman karena baru memiliki 492 pasien yang positif terjangkit corona, sembilan di antaranya tewas. Bandingkan dengan Amerika Serikat (AS) yang juga memiliki populasi besar, yakni 327,2 juta penduduk telah memiliki 54.941 pasien, terbesar ketiga di dunia setelah Italia (69.176 pasien) dan China (81.218 pasien), pusat Covid-19. Pun dengan Indonesia yang memiliki penduduk 269 juta jiwa telah memiliki 685 pasien positif corona dan 58 orang meninggal.

Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengakui, saat ini tidak ada tanda-tanda corona telah mewabah di kalangan masyarakat. Namun, dia mengimbau seluruh masyarakat India waspada dan tetap tinggal di rumah, kecuali darurat. Keputusan agresif itu juga diapresiasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebelumnya India telah mengandangkan seluruh maskapai penerbangan, baik domestik ataupun internasional dan menunda seluruh pemberian visa wisata. “Kami harus selalu mempertimbangkan skenario terburuk dan lebih baik melakukan antisipasi lebih awal dibandingkan nanti repot di akhir,” ujar Modi.

Keputusan Pemerintah India mendapat respons positif masyarakatnya. Setelah keputusan diumumkan, seperti dilansir CNN, situasi jalan raya, trotoar, transportasi umum, dan ruang publik menjadi sunyi dan sepi, bahkan situs konstruksi bangunan juga ditinggalkan.

Profesor OC Abraham, ahli obat-obatan dari Christian Medical College di Tamil Nadu, India, menyambut baik upaya Pemerintah India. Namun, dia juga menyarankan agar otoritas terkait mengimbanginya dengan screening. Sebab, diagnosa lebih awal juga diperlukan sehingga pasien dapat dikarantina.

Sebelumnya isolasi juga diambil sejumlah negara. Dengan meluasnya wabah corona, Uni Eropa (UE) telah mengisolasi diri 30 hari. Saat ini, puluhan juta masyarakat Eropa diimbau diam di rumah, dilarang keluar dari perbatasan, dan dilarang berkumpul. Sejumlah konser, event, festival, hingga karnaval juga dibatalkan.

Kepala Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengusulkan agar seluruh pintu perbatasan dikunci dan tidak dibuka kepada siapa pun, terutama warga asing. “Semakin sedikit pergerakan dan kunjungan orang asing, semakin mudah kami mencegah dan mengendalikan virus Covid-19,” ujar Leyen seperti dikutip Aljazeera.

Lebih dari 1.000 aparat keamanan juga telah diterjunkan ke lapangan di Spanyol untuk membantu mengatur pergerakan orang di kota-kota besar setelah pemerintah setempat mendeklarasikan darurat nasional. Di Kota Madrid, satu orang ditangkap dan 199 lainnya didenda karena melanggar peraturan.

Menteri Transportasi Spanyol, Jose Luis Abalos, mengatakan status itu akan diperpanjang selama 15 hari ke depan mengingat situasinya belum kembali normal. Di Austria, polisi juga diperintahkan memisahkan kelompok beranggota lebih dari lima orang di tempat umum dan memperketat pengawasan di wilayah perbatasan.

Prancis dan Jerman juga sepekat menutup perbatasan mereka, termasuk terhadap UE, kecuali penting. Restoran dan kafe terkenal di Paris juga banyak yang memilih menghentikan layanan. Adapun toko sembako dan distributor pangan diimbau tetap beroperasi, sekalipun pesawat, kereta api, dan bus dikurangi.

Yunani telah mengimbau seluruh gerai bisnis untuk menutup layanan, kecuali supermarket, apotek, bank, SPBU, dan toko sembako. Setiap warga asing yang baru masuk juga akan dikarantina selama dua pekan, terlepas positif atau tidak. Sebelumnya, Yunani menutup bar, restoran, taman bermain, dan pusat kebugaran.

Latvia juga menutup perbatasan setidaknya hingga akhir pekan ini. Hanya warga atau permanent resident Latvia yang boleh masuk. Adapun turis asing dapat pulang Senin (23/3). “Kami akan mengambil segala cara demi mencegah penyebaran Covid-19,“ ujar Perdana Menteri Latvia Krisjanis Karins seperti dilansir BBC.

Rusia, yang menutup penerbangan dari dan ke Eropa Barat, juga kembali menutup jalur kereta api dari dan ke Eropa Barat. Sebelumnya Rusia hanya menutup jalur kereta api dari dan ke Ukraina dan Moldova. Swiss telah membatalkan rapat parlemen dan perundingan pemerintah setelah melaporkan 2.200 kasus.

Swiss patut waswas karena berbatasan langsung dengan Prancis, Italia, dan Jerman—tiga negara yang terdampak paling buruk Covid-19 di Eropa. Pemerintah setempat telah meliburkan sekolah dalam skala nasional selama beberapa pekan ke depan, memperketat pemeriksaan di perbatasan, dan melarang berkumpul.

Italia telah mengisolasi 925 kota dari 106 provinsi sampai akhir bulan ini untuk mencegah penyebaran Covid-19. Italia meliburkan sekolah dan membatalkan berbagai acara, terlepas olahraga, agama, atau budaya. Adapun tempat spa, kolam renang, pusat kebugaran, bioskop, museum, teater, pub, dan disko ditutup.

Negara-negara di Asia yang terdampak Covid-19 juga mengambil langkah serupa, mulai dari China, Korea Selatan (Korsel), Iran, Singapura, Filipina, hingga Malaysia. Sampai berita ini diturunkan, 203.568 orang positif terinfeksi Covid-19 di 164 negara, 8.225 di antaranya tewas dan 82.866 lainnya sembuh.

China menjadi negara pertama yang memberlakukan sistem isolasi. Pada Januari China mengisolasi Kota Wuhan guna mencegah penyebaran wabah virus corona yang dapat menimbulkan pneumonia. Selain itu, festival tahunan ditunda dan warga Wuhan yang mencapai 8,9 juta dilarang berkumpul di area umum. “Jangan pergi ke Wuhan! Bagi masyarakat yang sudah berada di Wuhan, kami mohon jangan pergi dari sana!” ungkap Wakil Menteri Komisi Kesehatan China, Li Bin, dikutip BBC.

Senada dengan Li Bin, Wali Kota Wuhan, Zhou Xianwang, juga menyatakan akses kota akan diperketat demi mencegah penyebaran virus corona.

Penyebaran Covid-19 di China mengalami perlambatan, adapun di Eropa mengalami percepatan. Sampai berita ini diturunkan, jumlah pasien Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai 425.987 orang, 18.957 di antaranya tewas dan 109.241 lainnya sembuh. Sekitar 96% pasien yang masih dirawat juga dalam kondisi stabil. (Muh Shamil)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5616 seconds (0.1#10.140)