Cek Fakta soal Trump Klaim Obat Malaria Sangat Ampuh untuk Corona

Jum'at, 20 Maret 2020 - 13:39 WIB
Cek Fakta soal Trump Klaim Obat Malaria Sangat Ampuh untuk Corona
Cek Fakta soal Trump Klaim Obat Malaria Sangat Ampuh untuk Corona
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FAA) telah menyetujui chloroquine phosphate sebagai obat sangat ampuh untuk pasien virus corona baru, COVID-19. Klaim disampaikan selama briefing Gedung Putih hari Kamis waktu Washington.

Chloroquine phosphate adalah obat untuk penderita malaria, lupus dan rheumatoid arthritis.

"Ini menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan, sangat, sangat menggembirakan. Dan kita akan dapat membuat obat itu tersedia segera. Dan di situlah FDA begitu hebat. Itu, itu telah melalui persetujuan proses; itu telah disetujui. Jadi kita akan dapat membuat obat itu tersedia dengan resep," kata Trump.

"Biasanya FDA akan membutuhkan waktu lama untuk menyetujui sesuatu seperti itu, dan itu, itu disetujui dengan sangat, sangat cepat dan sekarang disetujui, dengan resep dokter," katanya lagi. (Baca: Trump Sebut Obat Anti-Malaria Bisa Jadi Vaksin Corona )

Benarkah klaim Presiden Trump tersebut? Hasil cek fakta adalah chloroquine phosphate belum disetujui oleh FDA untuk mengobati penderita virus corona dan juga belum ada obat lain.

FDA sudah menjelaskan dalam pernyataan pasca-briefing Gedung Putih."Tidak ada terapi atau obat yang disetujui FDA untuk mengobati, menyembuhkan atau mencegah COVID-19," kata FDA dalam pernyataannya.

"Karena chloroquine telah disetujui untuk tujuan lain, dokter secara legal diizinkan untuk meresepkannya untuk penggunaan virus corona yang tidak resmi atau 'tidak diberi label' jika mereka mau. Tetapi keamanan dan keefektifannya belum terbukti terkait dengan virus corona," lanjut FDA, seperti dikutip CNN, Jumat (20/3/2020).

Komisaris FDA, Dr Stephen Hahn, yang berbicara setelah Trump dalam briefing Gedung Putih, mengatakan bahwa chloroquine akan dites melalui uji klinis pragmatis yang besar dengan pasien virus corona.

FDA mengatakan dalam pernyataan bahwa pihaknya bekerja dengan pemerintah dan entitas akademik. "Menyelidiki apakah chloroquine dapat digunakan untuk mengobati pasien pengidap COVID-19 ringan hingga sedang untuk potensi mengurangi durasi gejala, serta pelepasan virus, yang akhirnya dapat membantu mencegah penyebaran penyakit," kata FDA.

Studi sedang dilakukan. Hahn menekankan bahwa proses penelitian ini diperlukan meskipun situasi sudah mendesak terkait wabah virus corona baru.

"Kami juga harus memastikan produk ini efektif; jika tidak, kami berisiko merawat pasien dengan produk yang mungkin tidak berfungsi ketika mereka bisa mengejar perawatan lain yang lebih tepat," kata Hahn dalam pernyataan FDA.

Perusahaan farmasi Bayer mengumumkan pada hari Kamis bahwa mereka menyumbangkan 3 juta tablet obat chloroquine phosphate, yang dijual dengan nama Resochin, kepada pemerintah AS.

"Data baru dari penelitian pra-klinis dan berkembang awal yang dilakukan di China, meskipun terbatas, menunjukkan potensi untuk penggunaan Resochin dalam mengobati pasien dengan infeksi COVID-19," kata Bayer dalam sebuah pernyataan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6223 seconds (0.1#10.140)