Merkel Bilang Wabah Corona Tantangan Terbesar sejak Perang Dunia II

Kamis, 19 Maret 2020 - 10:51 WIB
Merkel Bilang Wabah...
Merkel Bilang Wabah Corona Tantangan Terbesar sejak Perang Dunia II
A A A
BERLIN - Kanselir Jerman Angela Merkel membuat seruan emosional kepada bangsanya, mendesak solidaritas dalam menghadapi wabah virus corona jenis baru, COVID-19. Dia menggambarkan wabah ini sebagai tantangan terbesar bangsanya sejak Perang Dunia (PD) II.

"Ini serius, dan Anda harus menanggapinya dengan serius," katanya dalam pidato untuk rakyat Jerman pada Rabu malam.

"Tidak ada tantangan seperti itu bagi negara kita sejak reunifikasi Jerman—tidak, sejak Perang Dunia II—yang sangat bergantung pada aksi bersama kita dalam solidaritas," ujarnya, seperti dikutip DW, Kamis (19/3/2020).

Fakta bahwa itu adalah pidato pertama Merkel dalam 15 tahun berkuasa—selain dari pidato kenegeraan untuk liburan Tahun Baru—yang menggarisbawahi gawatnya situasi.

Namun, beberapa pendukungnya menganggap pernyataan Markel berlebihan.

"Saya penggemar berat Merkel. Tapi ayolah, ini bukan tantangan terbesar yang dihadapi bangsa sejak Perang Dunia II, seperti yang dia katakan hari ini. Tantangannya adalah melawan hiperbola semacam ini dan bertindak dengan tenang dan praktis, seperti yang telah dilakukan Merkel," ujar pendukung Merkel, Leonid Bershidskiy.

Warga lainnya merespons dengan marah karena Merkel tidak menyebut "Eropa" sekali pun. "Dalam pidatonya, Merkel tidak menyebut istilah 'Eropa' satu kali pun. Tidak ada kata tentang penderitaan di Italia dan negara-negara lain. Tidak ada pada solidaritas Eropa," kritik seorang warga Jerman, Thorsten Benner.

Merkel diduga sengaja menggunakan kata "perang" untuk menghindari tuduhan atas otoriterianisme, sebuah keprihatinan abadi dalam politik Jerman modern. Sebaliknya, dia berpendapat bahwa melepaskan hak-hak yang diperjuangkan dengan keras seperti kebebasan bergerak dan bepergian itu sulit, tetapi hanya sementara dan perlu sekarang untuk menyelamatkan hidup.

Otoritas kesehatan publik Jerman, Robert Koch Institute, memperkirakan bahwa kemungkinan ada hingga 10 juta orang yang terinfeksi dalam tiga bulan jika orang-orang menolak untuk mengikuti rekomendasi social distancing (jarak sosial).

"Kami berada di awal epidemi yang akan bergerak di negara kami selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan," kata presiden institut, Lothar Wieler, pada konferensi pers pada hari Rabu. Dia menggambarkan pertumbuhan infeksi sebagai lonjakan eksponensial dan menambahkan bahwa efektivitas tindakan saat ini hanya akan menjadi jelas dalam dua minggu.

Merkel belum memberlakukan lockdown di Jerman seperti yang telah diberlakukan di Italia dan Spanyol, negara-negara Eropa yang paling terpukul oleh virus corona baru.

Hingga hari ini Jerman melaporkan ada 12.327 kasus Covid-19, 28 pasien di antaranya telah meninggal. Sekolah, bar, kelab dan pusat kebugaran telah ditutup, tetapi penduduk belum diperintahkan untuk berlindung di rumah.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8164 seconds (0.1#10.140)