UPDATE Corona: 2,6 Juta Terinfeksi, AS dan Eropa Masih yang Tertinggi

Kamis, 23 April 2020 - 06:35 WIB
loading...
UPDATE Corona: 2,6 Juta Terinfeksi, AS dan Eropa Masih yang Tertinggi
Pandemi virus Corona belum dapat dipastikan kapan berakhir. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pandemi virus Corona belum dapat dipastikan kapan akan berakhir. Sejumlah wilayah di dunia dilaporkan telah mengalami penuruna, namun di belahan dunia lainnya pandemi virus ini baru memasuki tahap awal dan terus memakam korban.

Virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China, ini hingga saat ini telah menginfeksi 2.623.914 manusia di seluruh dunia. Dari angka itu, sebanyak 183.151 orang meninggal dan 714.888 dilaporkan sembuh seperti dikutip dari situs pemantau online worldometers.info, Kamis (23/4/2020).

Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi akibat COVID-19 di dunia. Sebanyak 839.885 orang dilaporkan terinfeksi virus tersebut dengan 46.892 meninggal dan 83.462 dinyatakan sembuh.

Di Eropa, Spanyol menjadi negara dengan kasus infeksi tertinggi dengan 208.389 orang dilaporkan positif COVID-19 di mana angka kematiannya mencapai 21.717 jiwa. Angka kematian akibat COVID-19 tertinggi di Eropa di pegang oleh Italia dengan total mencapai 25.085 jiwa dari 187.327 kasus infeksi.

Jerman menjadi negara besar Eropa dengan korban meninggal paling sedikit meskipun jumlah kasusnya masuk dalam lima besar dunia. Jumlah kematian akibat COVID-19 di Jerman tercatat "hanya" 5.250 dari 150.062 kasus infeksi.

Sedangkan Prancis menduduki peringkat keempat kasus infeksi dunia dengan 159.877 dengan jumlah kematian tertinggi ketiga dari negara-negara besar Eropa yaitu 21.340 jiwa.

Sementara itu di Indonesia tercatat ada 7.418 kasus COVID-19 yang terkonfirmasi dengan total korban meninggal mencapai 635 dan 913 orang dinyatak sembuh.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pandemi virus Corona ini akan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Tedros mengungkapkan bahwa ada tren kenaikan yang mengkhawatirkan pada epidemi awal di beberapa bagian Afrika dan Amerika Tengah dan Selatan.

“Jangan salah, kita masih harus menempuh jalan panjang. Virus ini akan bersama kita untuk waktu yang lama,” katanya.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1037 seconds (0.1#10.140)