China Daily: Dunia Harus Belajar dari China dalam Melawan Corona
A
A
A
BEIJING - China Daily, media yang berbasis di negara Tirai Bambu, menyarankan negara-negara di seluruh dunia belajar dari China dalam memerangi wabah virus corona jenis baru, COVID-19. Seruan itu disampaikan dalam editorialnya, Selasa (17/3/2020).
"Seluruh dunia harus belajar dari China dan mengikuti prinsip-prinsip deteksi dini, karantina dini, dan perawatan dini untuk menghentikan penyebaran global virus corona," bunyi editorial tersebut.
Menurut media itu, meskipun virus corona baru pertama kali ditemukan tahun lalu di kota Wuhan, di mana para pejabat awalnya mencoba untuk menutupi wabah, China telah berusaha untuk menekankan peran positif yang telah dimainkannya dalam mengendalikan penyebaran penyakit global.
Dengan jumlah kasus domestik baru berkurang, China kini telah mengalihkan perhatiannya untuk mengendalikan infeksi baru yang datang ke negara itu dari luar negeri, di mana pandemi terus menyebar.
China Daily menulis Singapura, Jepang, dan Korea Selatan mendasarkan respons mereka pada pengalaman dan pelajaran yang diambil dari pertempuran sukses China melawan COVID-19, dan China sekarang secara proaktif berbagi praktik terbaiknya.
"Tetapi tidak semua negara memperhatikan, meningkatkan kemungkinan epidemi akan memburuk," lanjut editorial tersebut.
"Dengan keseriusan situasi yang tidak dapat disangkal, beberapa negara telah mencoba untuk meremahkan risiko, dan langkah-langkah yang mereka ambil tidak hanya tidak cukup untuk mengendalikan pandemi di rumah (dalam negeri), tetapi juga tidak cukup untuk mencegah diri mereka menjadi sumber penularan virus ke negara lain."
Disebutkan dalam editorial bahwa situasi yang memburuk secara drastis di beberapa negara menunjukkan pentingnya tindakan yang ditargetkan untuk meningkatkan karantina dan perawatan, serta negara-negara tersebut juga harus memperkuat komunikasi dan kerja sama untuk mengoordinasikan upaya mereka dengan lebih baik.
Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pekan lalu bahwa upaya China untuk mengendalikan wabah telah memberi dunia "waktu berharga" untuk merumuskan respons mereka sendiri.
Sementara itu, China dan Amerika Serikat (AS) saat ini masih perang kata-kata tentang siapa yang disalahkan atas pandemi ini. Banyak pejabat senior pemerintah AS, termasuk Presiden Donald Trump, terus menyebut COVID-19 sebagai "virus China".
Diplomat top China Yang Jiechi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Senin bahwa upaya politisi AS untuk merendahkan upaya China untuk mengekang virus corona tidak akan berhasil, dan dapat menyebabkan pembalasan.
"Seluruh dunia harus belajar dari China dan mengikuti prinsip-prinsip deteksi dini, karantina dini, dan perawatan dini untuk menghentikan penyebaran global virus corona," bunyi editorial tersebut.
Menurut media itu, meskipun virus corona baru pertama kali ditemukan tahun lalu di kota Wuhan, di mana para pejabat awalnya mencoba untuk menutupi wabah, China telah berusaha untuk menekankan peran positif yang telah dimainkannya dalam mengendalikan penyebaran penyakit global.
Dengan jumlah kasus domestik baru berkurang, China kini telah mengalihkan perhatiannya untuk mengendalikan infeksi baru yang datang ke negara itu dari luar negeri, di mana pandemi terus menyebar.
China Daily menulis Singapura, Jepang, dan Korea Selatan mendasarkan respons mereka pada pengalaman dan pelajaran yang diambil dari pertempuran sukses China melawan COVID-19, dan China sekarang secara proaktif berbagi praktik terbaiknya.
"Tetapi tidak semua negara memperhatikan, meningkatkan kemungkinan epidemi akan memburuk," lanjut editorial tersebut.
"Dengan keseriusan situasi yang tidak dapat disangkal, beberapa negara telah mencoba untuk meremahkan risiko, dan langkah-langkah yang mereka ambil tidak hanya tidak cukup untuk mengendalikan pandemi di rumah (dalam negeri), tetapi juga tidak cukup untuk mencegah diri mereka menjadi sumber penularan virus ke negara lain."
Disebutkan dalam editorial bahwa situasi yang memburuk secara drastis di beberapa negara menunjukkan pentingnya tindakan yang ditargetkan untuk meningkatkan karantina dan perawatan, serta negara-negara tersebut juga harus memperkuat komunikasi dan kerja sama untuk mengoordinasikan upaya mereka dengan lebih baik.
Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pekan lalu bahwa upaya China untuk mengendalikan wabah telah memberi dunia "waktu berharga" untuk merumuskan respons mereka sendiri.
Sementara itu, China dan Amerika Serikat (AS) saat ini masih perang kata-kata tentang siapa yang disalahkan atas pandemi ini. Banyak pejabat senior pemerintah AS, termasuk Presiden Donald Trump, terus menyebut COVID-19 sebagai "virus China".
Diplomat top China Yang Jiechi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Senin bahwa upaya politisi AS untuk merendahkan upaya China untuk mengekang virus corona tidak akan berhasil, dan dapat menyebabkan pembalasan.
(mas)