Trump: Taliban Mungkin Rebut Kekuasaan Setelah Pasukan AS Pergi
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Taliban mungkin akan menyerbu pemerintah Afghanistan setelah pasukan Amerika pergi. Penarikan pasukan AS itu sebagai bagian dari kesepakatan damai yang ditandatangani pekan lalu.
"Setiap negara harus menjaga diri mereka sendiri," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
"Kamu hanya bisa memegang tangan seseorang begitu lama," imbuhnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (7/3/2020). (Baca: AS-Taliban Teken Kesepakatan Damai, Akhiri Perang 19 Tahun )
Kesepakatan AS-Taliban yang ditandatangani di ibukota Qatar pekan lalu akan membuat pasukan AS dan NATO mundur total selama 14 bulan untuk mengakhiri perang Afghanistan selama 18 tahun. (Baca: AS Akan Tarik Pasukan dari Afghanistan dalam 14 Bulan )
Ditanya apakah Taliban akhirnya dapat merebut kekuasaan dari pemerintah yang didukung AS saat ini, Trump mengatakan tidak seharusnya terjadi seperti itu tetapi mungkin saja.
"Kami tidak bisa berada di sana selama 20 tahun ke depan. Kami sudah berada di sana selama 20 tahun dan kami telah melindungi negara itu tetapi kami tidak bisa berada di sana untuk selanjutnya - pada akhirnya, mereka harus melindungi sendiri," tuturnya.
Trump, yang pada hari Selasa melakukan "pembicaraan yang baik" selama panggilan telepon dengan seorang pemimpin senior Taliban, menambahkan ia tidak tahu apakah pemerintah Afghanistan memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri dari para pejuang setelah pasukan asing keluar. (Baca: Pertama Kali, Trump dan Pemimpin Taliban Berbicara Lewat Telepon )
"Aku tidak tahu. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu," ucapnya.
"Kita harus melihat apa yang terjadi," tukasnya.
Pernyataan Trump muncul beberapa jam setelah hampir 30 orang tewas di Ibu Kota Kabul selama serangan yang diklaim oleh kelompok ISIS.
Itu adalah serangan paling mematikan di Afghanistan sejak penandatanganan perjanjian perdamaian AS-Taliban pada 29 Februari lalu. (Baca: Serangan di Kabul Tewaskan 27 Orang, Taliban Lepas Tangan )
"Setiap negara harus menjaga diri mereka sendiri," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
"Kamu hanya bisa memegang tangan seseorang begitu lama," imbuhnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (7/3/2020). (Baca: AS-Taliban Teken Kesepakatan Damai, Akhiri Perang 19 Tahun )
Kesepakatan AS-Taliban yang ditandatangani di ibukota Qatar pekan lalu akan membuat pasukan AS dan NATO mundur total selama 14 bulan untuk mengakhiri perang Afghanistan selama 18 tahun. (Baca: AS Akan Tarik Pasukan dari Afghanistan dalam 14 Bulan )
Ditanya apakah Taliban akhirnya dapat merebut kekuasaan dari pemerintah yang didukung AS saat ini, Trump mengatakan tidak seharusnya terjadi seperti itu tetapi mungkin saja.
"Kami tidak bisa berada di sana selama 20 tahun ke depan. Kami sudah berada di sana selama 20 tahun dan kami telah melindungi negara itu tetapi kami tidak bisa berada di sana untuk selanjutnya - pada akhirnya, mereka harus melindungi sendiri," tuturnya.
Trump, yang pada hari Selasa melakukan "pembicaraan yang baik" selama panggilan telepon dengan seorang pemimpin senior Taliban, menambahkan ia tidak tahu apakah pemerintah Afghanistan memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri dari para pejuang setelah pasukan asing keluar. (Baca: Pertama Kali, Trump dan Pemimpin Taliban Berbicara Lewat Telepon )
"Aku tidak tahu. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu," ucapnya.
"Kita harus melihat apa yang terjadi," tukasnya.
Pernyataan Trump muncul beberapa jam setelah hampir 30 orang tewas di Ibu Kota Kabul selama serangan yang diklaim oleh kelompok ISIS.
Itu adalah serangan paling mematikan di Afghanistan sejak penandatanganan perjanjian perdamaian AS-Taliban pada 29 Februari lalu. (Baca: Serangan di Kabul Tewaskan 27 Orang, Taliban Lepas Tangan )
(ian)