Pertama Kali, Trump dan Pemimpin Taliban Berbicara Lewat Telepon
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara melalui telepon dengan kepala negosiator Taliban Mullah Baradar Akhund. Ini merupakan percakapan pertama antara Trump dan pejabat tinggi Taliban.
Pada saat bersamaan, perselisihan tentang pembebasan tahanan mengancam upaya AS menciptakan perdamaian di Afghanistan.
Percakapan itu diumumkan di Twitter oleh juru bicara Taliban dan kemudian dikonfirmasi Trump, tiga hari setelah Baradar dan Utusan Khusus AS Zalmay Khalilzad menandatangani kesepakatan di Qatar untuk penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Kesepakatan itu dapat mendorong upaya Trump memenangkan periode kedua pada pemilu AS 3 November. Trump telah menjadikan penarikan mundur pasukan dari Afghanistan sebagai prioritasnya.
Sesuai kesepakatan, penarikan pasukan asing pimpinan AS secara bertahap akan dilakukan jika Taliban memenuhi komitmennya serta memulai perundingan antara Taliban dan delegasi Afghanistan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung puluhan tahun.
Namun upaya damai itu segera menghadapi penghalang dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menolak menerapkan sebagian kesepakatan untuk membebaskan lebih dari 5.000 tahanan Taliban.
Ghani menjelaskan, isu itu harus dinegosiasikan tapi Taliban meminta sekitar 5.000 tahanan dibebaskan sebelum perundingan damai dimulai.
Dalam pernyataan tentang percakapan Trump dan Baradar selama 35 menit, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menjelaskan, "Baradar mengatakan pad Turmp, 'Ini hak Afghanistan bahwa semua isi kesepakatan diterapkan secepat mungkin sehingga perdamaian mungkin datang ke Afghanistan'."
Mujahid mengutip Baradar saat mengatakan pada Trump, "Jangan biarkan siapa pun bertindak melawan kesepakatan dan membuat Anda terlibat dalam perang yang panjang."
Pada saat bersamaan, perselisihan tentang pembebasan tahanan mengancam upaya AS menciptakan perdamaian di Afghanistan.
Percakapan itu diumumkan di Twitter oleh juru bicara Taliban dan kemudian dikonfirmasi Trump, tiga hari setelah Baradar dan Utusan Khusus AS Zalmay Khalilzad menandatangani kesepakatan di Qatar untuk penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Kesepakatan itu dapat mendorong upaya Trump memenangkan periode kedua pada pemilu AS 3 November. Trump telah menjadikan penarikan mundur pasukan dari Afghanistan sebagai prioritasnya.
Sesuai kesepakatan, penarikan pasukan asing pimpinan AS secara bertahap akan dilakukan jika Taliban memenuhi komitmennya serta memulai perundingan antara Taliban dan delegasi Afghanistan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung puluhan tahun.
Namun upaya damai itu segera menghadapi penghalang dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menolak menerapkan sebagian kesepakatan untuk membebaskan lebih dari 5.000 tahanan Taliban.
Ghani menjelaskan, isu itu harus dinegosiasikan tapi Taliban meminta sekitar 5.000 tahanan dibebaskan sebelum perundingan damai dimulai.
Dalam pernyataan tentang percakapan Trump dan Baradar selama 35 menit, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid menjelaskan, "Baradar mengatakan pad Turmp, 'Ini hak Afghanistan bahwa semua isi kesepakatan diterapkan secepat mungkin sehingga perdamaian mungkin datang ke Afghanistan'."
Mujahid mengutip Baradar saat mengatakan pada Trump, "Jangan biarkan siapa pun bertindak melawan kesepakatan dan membuat Anda terlibat dalam perang yang panjang."
(sfn)