Inggris Umumkan Kematian Pertama Akibat Virus Corona
A
A
A
LONDON - Inggris melaporkan kematian pertama akibat virus Corona Covid-19. Hal itu diumumkan langsung oleh Kepala Petugas Kesehatan Inggris, Chris Whitty.
"Saya sangat menyesal melaporkan seorang pasien di Inggris yang dites positif COVID-19 telah meninggal secara menyedihkan," katanya seperti dikutip dari ITV, Jumat (6/3/2020).
Kepada anggota parlemen Whitty mengatakan bahwa status terhadap virus Corona sudah pindah ke fase "memperlambat" yang kedua, daripada berusahan untuk sekedar "menahan" penyakit tersebut.
"Kita telah pindah dari situasi di mana kami selama ini sebagian besar hanya menahan (penyebaran), dengan beberapa membangun penundaan, menjadi sebagian besar memperlambat," katanya sembari menambahkan meskipun unsur-unsur dari proses menahan penyebaran tetap di tempatnya.
Rencana untuk menahan wabah ini dapat mencakup penutupan sekolah, bekerja di rumah dan mengurangi pertemuan skala besar untuk memperlambat penyebaran.
Whitty memperingatkan bahwa tempat perawatan kritis di NHS bisa berada di bawah tekanan kuat selama epidemi virus Corona.
Ia mengatakan orang yang membutuhkan oksigen akan mengulur layanan kesehatan dan beberapa hal mungkin dilakukan dengan kurang baik selama puncak epidemi.
Ia juga mengatakan setengah dari semua kasus virus Corona di Inggris kemungkinan besar terjadi hanya dalam periode tiga minggu, dengan 95% dari mereka selama periode sembilan minggu.
Dalam skenario terburuk, rasio dokter dengan pasien dan perawat dengan pasien pasti akan turun sangat tajam. Tetapi ia mengatakan langkah-langkah mungkin bisa diambil untuk mengurangi hal itu.
Sementara itu Royal Berkshire NHS Trust mengatakan bahwa pasien yang meninggal sebelumnya telah keluar dari rumah sakit karena alasan lain. Namun kemudian dirawat pada Rabu malam di Royal Berkshire NHS Trust dan dinyatakan positif virus Corona.
Inggris hingga kini memiliki 116 kasus virus Corona, di mana jumlah ini bertambah dua kali lipat hanya dalam waktu 48 jam. Secara keseluruhan, 105 orang dinyatakan positif di Inggris, dua di Wales, enam di Skotlandia dan tiga di Irlandia Utara.
"Saya sangat menyesal melaporkan seorang pasien di Inggris yang dites positif COVID-19 telah meninggal secara menyedihkan," katanya seperti dikutip dari ITV, Jumat (6/3/2020).
Kepada anggota parlemen Whitty mengatakan bahwa status terhadap virus Corona sudah pindah ke fase "memperlambat" yang kedua, daripada berusahan untuk sekedar "menahan" penyakit tersebut.
"Kita telah pindah dari situasi di mana kami selama ini sebagian besar hanya menahan (penyebaran), dengan beberapa membangun penundaan, menjadi sebagian besar memperlambat," katanya sembari menambahkan meskipun unsur-unsur dari proses menahan penyebaran tetap di tempatnya.
Rencana untuk menahan wabah ini dapat mencakup penutupan sekolah, bekerja di rumah dan mengurangi pertemuan skala besar untuk memperlambat penyebaran.
Whitty memperingatkan bahwa tempat perawatan kritis di NHS bisa berada di bawah tekanan kuat selama epidemi virus Corona.
Ia mengatakan orang yang membutuhkan oksigen akan mengulur layanan kesehatan dan beberapa hal mungkin dilakukan dengan kurang baik selama puncak epidemi.
Ia juga mengatakan setengah dari semua kasus virus Corona di Inggris kemungkinan besar terjadi hanya dalam periode tiga minggu, dengan 95% dari mereka selama periode sembilan minggu.
Dalam skenario terburuk, rasio dokter dengan pasien dan perawat dengan pasien pasti akan turun sangat tajam. Tetapi ia mengatakan langkah-langkah mungkin bisa diambil untuk mengurangi hal itu.
Sementara itu Royal Berkshire NHS Trust mengatakan bahwa pasien yang meninggal sebelumnya telah keluar dari rumah sakit karena alasan lain. Namun kemudian dirawat pada Rabu malam di Royal Berkshire NHS Trust dan dinyatakan positif virus Corona.
Inggris hingga kini memiliki 116 kasus virus Corona, di mana jumlah ini bertambah dua kali lipat hanya dalam waktu 48 jam. Secara keseluruhan, 105 orang dinyatakan positif di Inggris, dua di Wales, enam di Skotlandia dan tiga di Irlandia Utara.
(ian)