AS Manfaatkan Situasi Idlib untuk Berbaikan dengan Turki

Minggu, 23 Februari 2020 - 04:57 WIB
AS Manfaatkan Situasi Idlib untuk Berbaikan dengan Turki
AS Manfaatkan Situasi Idlib untuk Berbaikan dengan Turki
A A A
ANKARA - Amerika Serikat (AS) menganggap konflik Turki-Suriah sebagai jendela peluang untuk kembali mendekatkan diri dengan Ankara. Selain itu, AS juga menggunakan konflik ini untuk memproyeksikan kekuatannya di arah Balkan-Laut Hitam dan Asia Tengah.

"Itu berarti bahwa pemerintah AS mempertimbangkan krisis Idlib tidak hanya dalam kaitannya dengan situasi di Suriah, tetapi sebagai peluang untuk membentuk keseimbangan kekuatan geopolitik dan strategis baru di kawasan itu," ucap Mehmet Seyfettin Erol, kepala Pusat Krisis dan Penelitian Kebijakan Ankara.

Dia menuturkan, ketika ketegangan antara Ankara dan pasukan pemerintah Suriah mulai meningkat awal Februari, Washington memulai langkahnya muntuk mendekatkan diri kepada Turki. Perwakilan Khusus AS untuk Suriah, James Jeffrey, jelas Erola, terus meningkatkan negosiasi dengan para pemimpin Turki sejak ketegangan di Idlib meningkat.

Berbicara kepada NTV pada 12 Februari, Jeffrey menyuarakan dukungan untuk kepentingan "sah" Turki dan kehadiran militer di Suriah dan khususnya di Idlib. ""Kami memiliki tujuan geostrategis yang sangat dekat dengan Turki di dua bidang di mana Anda memiliki pasukan yang berkomitmen sekarang di Libya dan di Suriah," ucapnya.

Namun, ucap Erol, menilai dari pengalaman sebelumnya, Ankara menyadari Washington tidak dapat diandalkan. Dia mengatakan, oleh karena itu para pemimpin Turki berusaha untuk mengejar kebijakan yang lebih independen berkaitan dengan masalah ini dan menjaga interaksi dengan Moskow.

"Ankara ingin mematuhi kebijakan luar negeri multi-vektor yang seimbang. Dalam hal ini, Turki berharap untuk melanjutkan dialog dengan Moskow, yang, saya pikir, Kremlin sadari betul," ungkapnya.

Dia ingat bahwa di masa lalu Rusia dan Turki berhasil mengatasi ketegangan. Dia mencotohkan insiden ditembak jatuhnya pesawat Sukhoi Su-24 Rusia oleh jet tempur Angkatan Udara Turki F-16 di wilayah udara Suriah pada 24 November 2015, yang sempat membuat hubungan Ankara dan Moskow di ujung tanduk, tapi pada akhirnya kembali membaik.

Menurut Erol, penting bagi Ankara dan Moskow untuk tetap berada di jalur yang benar untuk menghindari barisan yang dapat memengaruhi kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan negara serta proyek-proyek energi bersama.

"Tenggelam dalam segelas air akan sangat tidak praktis dan akan menimbulkan konsekuensi yang sangat negatif bagi kedua belah pihak di banyak daerah," unkapnya dan menyoroti bahwa sangat penting untuk mengembangkan peta jalan baru selama negosiasi yang akan datang antara delegasi Turki dan Rusia.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7437 seconds (0.1#10.140)