Turki Bakal Aktifkan Sistem Rudal S-400 Rusia
A
A
A
ANKARA - Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan Ankara akan mengaktifkan sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia. Dia juga membuka opsi Ankara membeli sistem pertahanan rudal Patriot Amerika Serikat (AS).
Komentar Akar disampaikan dalam sebuah wawancara dengan CNN Türk pada hari Kamis. "Kami telah menerima S-400, kami membawanya ke Turki, proses instalasi dan pelatihan berlanjut. Operasi kami akan berlanjut sesuai rencana. Instalasi akan berlangsung pada musim semi," kata Akar, seperti dikutip Ahval, Jumat (21/2/2020).
Turki menerima kiriman pertama S-400 Rusia pada Juli 2019. Hal itu mendorong Washington untuk menangguhkan keanggotaan Ankara dari program jet tempur F-35 dan menghentikan pesanan 100 unit jet generasi kelima tersebut.
Washington bahkan memulai prosedur untuk menjatuhkan sanksi kepada sekutu NATO-nya itu di bawah undang-undang tahun 2017 yang dirancang untuk mencegah setiap negara terlibat kesepakatan pembelian senjata dengan Rusia.
Washington mengatakan kehadiran sistem rudal Rusia di wilayah sekutu NATO dapat membuat rahasia jet tempur siluman F-35 rawan jatuh ke tangan Moskow.
"Haruskah kita tidak mengambil tindakan ketika ada ancaman terhadap negara kita? Turki adalah negara berdaulat dan merdeka, dan semua orang harus melihatnya seperti itu," kata Akar.
Turki telah menolak proposal AS untuk mengirimkan satu unit sistem pertahanan rudal Patriot pada akhir 2019 dengan syarat Ankara membatalkan pembelian sistem rudal S-400 Rusia.
"Jika ada perkembangan positif dan pendekatan konstruktif dalam pembicaraan di awal, tentu saja, kami akan membeli Patriot. Kami masih membutuhkan sistem pertahanan udara tambahan, negosiasi Patriot kami berlanjut," papar Akar.
Akar juga mengatakan Amerika Serikat dapat mendukung Turki secara militer di tengah meningkatnya ketegangan di Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak Suriah dengan menempatkan baterai sistem rudal Patriot di perbatasannya.
Komentar Akar disampaikan dalam sebuah wawancara dengan CNN Türk pada hari Kamis. "Kami telah menerima S-400, kami membawanya ke Turki, proses instalasi dan pelatihan berlanjut. Operasi kami akan berlanjut sesuai rencana. Instalasi akan berlangsung pada musim semi," kata Akar, seperti dikutip Ahval, Jumat (21/2/2020).
Turki menerima kiriman pertama S-400 Rusia pada Juli 2019. Hal itu mendorong Washington untuk menangguhkan keanggotaan Ankara dari program jet tempur F-35 dan menghentikan pesanan 100 unit jet generasi kelima tersebut.
Washington bahkan memulai prosedur untuk menjatuhkan sanksi kepada sekutu NATO-nya itu di bawah undang-undang tahun 2017 yang dirancang untuk mencegah setiap negara terlibat kesepakatan pembelian senjata dengan Rusia.
Washington mengatakan kehadiran sistem rudal Rusia di wilayah sekutu NATO dapat membuat rahasia jet tempur siluman F-35 rawan jatuh ke tangan Moskow.
"Haruskah kita tidak mengambil tindakan ketika ada ancaman terhadap negara kita? Turki adalah negara berdaulat dan merdeka, dan semua orang harus melihatnya seperti itu," kata Akar.
Turki telah menolak proposal AS untuk mengirimkan satu unit sistem pertahanan rudal Patriot pada akhir 2019 dengan syarat Ankara membatalkan pembelian sistem rudal S-400 Rusia.
"Jika ada perkembangan positif dan pendekatan konstruktif dalam pembicaraan di awal, tentu saja, kami akan membeli Patriot. Kami masih membutuhkan sistem pertahanan udara tambahan, negosiasi Patriot kami berlanjut," papar Akar.
Akar juga mengatakan Amerika Serikat dapat mendukung Turki secara militer di tengah meningkatnya ketegangan di Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak Suriah dengan menempatkan baterai sistem rudal Patriot di perbatasannya.
(mas)