Penuhi Permintaan Trump, NATO Tingkatkan Pelatihan di Irak
A
A
A
BRUSSELS - NATO mempertimbangkan peningkatan misi pelatihan di Irak untuk mengurangi beban koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
NATO dan koalisi AS memiliki misi pelatihan non-tempur yang bertujuan mengembangkan kemampua npasukan keamanan Irak. Namun kedua pihak menghentikan pelatihan karena khawatir dengan stabilitas regional setelah serangan drone AS membunuh komandan Iran di Baghdad pada 3 Januari.
Setelah pembunuhan itu, Presiden AS Donald Trump meminta NATO berbuat lebih banyak di Timur Tengah tapi dia tidak secara rinci menyebut apa yang mungkin dilakukan.
Para menteri pertahanan (menhan) NATO termasuk Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mark Esper akan membahas berbagai opsi untuk operasi non-tempur di Timur Tengah dalam dua hari pertemuan di Brussels yang dimulai Rabu (12/2).
"Kami membahas apa yang bisa dilakukan NATO lebih banyak," ungkap Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg yang menambahkan, aliansi akan terlebih dulu memulai pelatihan dengan izin pemerintah Irak.
Duta Besar AS untuk NATO Kay Bailey Hutchison menjelaskan, aliansi juga meminta saran militer, baik dari NATO dan Irak, tentang bagaimana meningkatkan misi itu.
"Saya pikir ini akan menjadi jawaban pada apa yang diminta Presiden Trump," kata Hutchison.
NATO dan koalisi AS memiliki misi pelatihan non-tempur yang bertujuan mengembangkan kemampua npasukan keamanan Irak. Namun kedua pihak menghentikan pelatihan karena khawatir dengan stabilitas regional setelah serangan drone AS membunuh komandan Iran di Baghdad pada 3 Januari.
Setelah pembunuhan itu, Presiden AS Donald Trump meminta NATO berbuat lebih banyak di Timur Tengah tapi dia tidak secara rinci menyebut apa yang mungkin dilakukan.
Para menteri pertahanan (menhan) NATO termasuk Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mark Esper akan membahas berbagai opsi untuk operasi non-tempur di Timur Tengah dalam dua hari pertemuan di Brussels yang dimulai Rabu (12/2).
"Kami membahas apa yang bisa dilakukan NATO lebih banyak," ungkap Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg yang menambahkan, aliansi akan terlebih dulu memulai pelatihan dengan izin pemerintah Irak.
Duta Besar AS untuk NATO Kay Bailey Hutchison menjelaskan, aliansi juga meminta saran militer, baik dari NATO dan Irak, tentang bagaimana meningkatkan misi itu.
"Saya pikir ini akan menjadi jawaban pada apa yang diminta Presiden Trump," kata Hutchison.
(sfn)