Kelelahan Tangani Virus Corona, Dokter di China Meninggal
A
A
A
BEIJING - Seorang dokter di China meninggal mendadak setelah bertugas memerangi virus Corona di garis depan selama 10 hari berturut-turut. Dokter yang diketahui bernama Song Yingjie (28) bekerja di sebuah klinik lokal di Provinsi Hunan, yang berbatasan dengan pusat wabah virus Corona, provinsi Hubei.
Yingjie dilaporkan pingsan dan meninggal karena serangan jantung yang disebabkan oleh kelelahan. Song, penduduk asli Kota Kaiyun di Kabupaten Hengshan, meninggal setelah kembali ke asramanya pada Senin pagi.
Menurut pejabat setempat, dokter muda itu ditugaskan untuk memeriksa pengemudi dan penumpang di jalan tol dan bekerja tanpa henti sejak 25 Januari.
Saudaranya yang berusia 29 tahun saat ini terdampar di Wuhan yang telah dikarantina selama hampir dua minggu.
Ia mengatakan dia tidak bisa tidak menyalahkan dirinya sendiri karena tidak meninggalkan Wuhan sebelum diblokade dan mendukung adiknya selama masa-masa sulit.
Ia menggambarkan adiknya sebagai sosok yang luar biasa dan bijaksana serta tidak percaya dia telah meninggal.
"Dia selalu membantu pekerjaan rumah di rumah dan dianggap sangat berhasil oleh bosnya," katanya kepada outlet berita lokal.
"Kepergiannya benar-benar berita buruk bagi keluarga kami," tambahnya seperti dikutip dari Mirror, Jumat (7/2/2020).
Ayah Song mengatakan di situs web yang sama: "Anak perempuan saya di Wuhan dan tidak bisa kembali. (Daerah) ini sedang ditutup. Anda bertanya kepada saya apakah saya khawatir, tentu saja saya khawatir."
"Lalu putraku bekerja (sebagai tenaga medis) di jalan raya. Kamu bertanya padaku apakah aku takut. Sekarang dia meninggal, aku patah hati," imbuhnya.
Pejabat lokal mengatakan mereka turut membantu keluarga Song.
Untuk diketahui, petugas medis dan dokter di China telah bekerja sepanjang waktu untuk menghentikan penyebaran virus nCov-2019 yang mematikan.
China sendiri telah membangun rumah sakit baru dalam beberapa untuk merawat para korban. Terakhir, jumlah korban tewas akibat virus Corona di China mencapai angka 563, bertambah 70, menjadi yang terbesar.
Yingjie dilaporkan pingsan dan meninggal karena serangan jantung yang disebabkan oleh kelelahan. Song, penduduk asli Kota Kaiyun di Kabupaten Hengshan, meninggal setelah kembali ke asramanya pada Senin pagi.
Menurut pejabat setempat, dokter muda itu ditugaskan untuk memeriksa pengemudi dan penumpang di jalan tol dan bekerja tanpa henti sejak 25 Januari.
Saudaranya yang berusia 29 tahun saat ini terdampar di Wuhan yang telah dikarantina selama hampir dua minggu.
Ia mengatakan dia tidak bisa tidak menyalahkan dirinya sendiri karena tidak meninggalkan Wuhan sebelum diblokade dan mendukung adiknya selama masa-masa sulit.
Ia menggambarkan adiknya sebagai sosok yang luar biasa dan bijaksana serta tidak percaya dia telah meninggal.
"Dia selalu membantu pekerjaan rumah di rumah dan dianggap sangat berhasil oleh bosnya," katanya kepada outlet berita lokal.
"Kepergiannya benar-benar berita buruk bagi keluarga kami," tambahnya seperti dikutip dari Mirror, Jumat (7/2/2020).
Ayah Song mengatakan di situs web yang sama: "Anak perempuan saya di Wuhan dan tidak bisa kembali. (Daerah) ini sedang ditutup. Anda bertanya kepada saya apakah saya khawatir, tentu saja saya khawatir."
"Lalu putraku bekerja (sebagai tenaga medis) di jalan raya. Kamu bertanya padaku apakah aku takut. Sekarang dia meninggal, aku patah hati," imbuhnya.
Pejabat lokal mengatakan mereka turut membantu keluarga Song.
Untuk diketahui, petugas medis dan dokter di China telah bekerja sepanjang waktu untuk menghentikan penyebaran virus nCov-2019 yang mematikan.
China sendiri telah membangun rumah sakit baru dalam beberapa untuk merawat para korban. Terakhir, jumlah korban tewas akibat virus Corona di China mencapai angka 563, bertambah 70, menjadi yang terbesar.
(ian)