Khamenei: Kesepakatan Abad Ini Akan Mati Sebelum Trump Meninggal

Rabu, 05 Februari 2020 - 21:09 WIB
Khamenei: Kesepakatan Abad Ini Akan Mati Sebelum Trump Meninggal
Khamenei: Kesepakatan Abad Ini Akan Mati Sebelum Trump Meninggal
A A A
TEHERAN - Rencana perdamaian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang banyak dipuji untuk Israel dan Palestina tidak akan hidup lebih lama darinya. Hal itu diungkapkan Pemimpin Spiritual Tertinggi Iran Ali Khamenei, setelah kesepakatan itu ditolak secara luas di seluruh dunia Muslim.

"Rencana Amerika tentang 'Kesepakatan Abad Ini' akan mati sebelum Trump meninggal," tulis Khamenei di akun Twitter resminya pada Rabu (5/2/2020).

Khamenei bersumpah bahwa Iran akan terus berdiri dan berjuang untuk rakyat Palestina dan kelompok-kelompok Palestina dengan cara apa pun yang mereka bisa seperti dikutip dari Russia Today.

Pemimpin tertinggi Iran itu sebelumnya mengecam rencana Trump sebagai "jahat dan ganas." Ia juga mengatakan bahwa negara-negara Muslim tidak akan pernah membiarkan kesepakatan itu diimplementasikan.

Trump telah berjanji untuk menghasilkan solusi yang bisa diterapkan untuk konflik Israel-Palestina sejak ia terpilih sebagai presiden AS pada tahun 2016. Trump akhirnya mengungkapkan road map yang diusulkan pada akhir Januari lalu dengan menimbulkan banyak penolakan. (Baca: Trump: Yerusalem Ibu Kota Israel, Palestina Beribukota di Yerusalem Timur )

Rencana tersebut menggambarkan pembentukan negara Palestina "merdeka" dengan Ibu Kota di pinggiran Yerusalem Timur, yang saat ini dikendalikan oleh Israel.

Kesepakatan itu, bagaimanapun, mengesampingkan dua tuntutan utama Palestina - kembalinya semua pengungsi Palestina dan penghapusan permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki, yang PBB anggap ilegal dan menjadi hambatan untuk menciptakan negara Palestina yang layak. (Baca: Poin-poin Penting Rencana Perdamaian Timur Tengah Trump )

Kesepakatan itu diprediksi didukung oleh sekutu AS, Israel, dan ditolak oleh kepemimpinan Palestina. 'Kesepakatan Abad Ini', sebagaimana dijuluki oleh pemerintahan Trump, kemudian juga ditolak oleh Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam, yang terdiri dari 57 negara mayoritas Muslim.

Penasihat senior dan menantu Trump, Jared Kushner, yang merupakan salah satu inisiator dari road map yang diusulkan, berpendapat bahwa Palestina harus menerima rencana tersebut sebagai titik awal untuk pembicaraan lebih lanjut jika mereka ingin "realistis" bahwa Palestina dapat mengusulkan perubahan perbatasan yang diatur dalam kesepakatan juga.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6919 seconds (0.1#10.140)