UPDATE - Virus Corona China: Korban Meninggal Jadi 304, 14.300 Lebih Terinfeksi
A
A
A
BEIJING - Jumlah korban meninggal akibat wabah virus Corona Wuhan di provinsi Hubei, China, bertambah 45 jiwa sehingga total menjadi 304. Demikian laporan stasiun televisi pemerintah China.
Sementara itu ada 1.921 kasus tambahwan yang terdeteksi di Hubei, pusat wabah, menjadikan totalnya di provinsi menjadi 9.074. Sedangkan secara nasional, jumlah infeksi telah melewati 14.300 seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (2/2/2020).
Sebagian besar kasus kematian dan seluruh kasus akibat virus nCov-2019 ini terjadi di Hubei, provinsi berpenduduk padat di pusat Tiongkok.
Pejabat tinggi Partai Komunis di Wuhan, kota pusat dari 11 juta orang di mana virus pertama kali muncul pada bulan Desember lalu, pada hari Jumat menyatakan "penyesalan" karena pemerintah setempat bertindak terlalu lambat. (Baca: Virus 'Iblis' Corona Cengkeram Wuhan, Partai Komunis Cela Diri Sendiri )
Virus ini diyakini telah muncul pada bulan Desember di Ibu Kota provinsi, Wuhan, di pasar daging yang menjual binatang liar.
Pekan lalu, pemerintah pusat China akhirnya bertindak, secara efektif menyegel Wuhan dan di sekitar provinsi Hubei, serta menghentikan perjalanan melintasi negara berpenduduk 1,4 miliar orang itu.
Tetapi epidemi telah menyebar luas ketika warga China bepergian ke seluruh negeri dan luar negeri selama liburan Tahun Baru China yang dimulai minggu lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan global, tetapi mengatakan tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan internasional atau perjalanan. (Baca: WHO Deklarasikan Darurat Global Saat Wabah Virus Corona Meluas )
Penetapan status darurat itu tidak terlepas dari penyebaran virus Corona Wuhan secara global di mana terdapat kasus infeksi di lebih dari 20 negara.
Sejumlah negara telah berjuang untuk mengevakuasi warga negara mereka dari Wuhan, dengan ratusan warga Amerika Serikat (AS), Jepang, Inggris, Prancis, dan Korea Selatan (Korsel) dievakuasi sejauh ini, dan lebih banyak negara yang merencanakan evakuasi melalui udara.
Sebuah penerbangan yang membawa lebih dari 300 warga negara India meninggalkan Wuhan pada Sabtu dini hari ke New Delhi.
Sekitar 200 pengungsi AS yang mendarat di California pada hari Rabu telah ditempatkan di bawah perintah karantina wajib yang langka selama 14 hari.
Maskapai penerbangan AS, America dan Delta bergabung dengan maskapai lain yang menangguhkan penerbangan ke China, mengikuti saran perjalanan Departemen Luar Negeri.
Rusia mengatakan akan mengevakuasi lebih dari 2.500 warganya yang berlibur di pulau Hainan China, jauh dari pusat penyebaran, sehari setelah menyegel perbatasan timur jauh yang terpencil.
Sementara itu ada 1.921 kasus tambahwan yang terdeteksi di Hubei, pusat wabah, menjadikan totalnya di provinsi menjadi 9.074. Sedangkan secara nasional, jumlah infeksi telah melewati 14.300 seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (2/2/2020).
Sebagian besar kasus kematian dan seluruh kasus akibat virus nCov-2019 ini terjadi di Hubei, provinsi berpenduduk padat di pusat Tiongkok.
Pejabat tinggi Partai Komunis di Wuhan, kota pusat dari 11 juta orang di mana virus pertama kali muncul pada bulan Desember lalu, pada hari Jumat menyatakan "penyesalan" karena pemerintah setempat bertindak terlalu lambat. (Baca: Virus 'Iblis' Corona Cengkeram Wuhan, Partai Komunis Cela Diri Sendiri )
Virus ini diyakini telah muncul pada bulan Desember di Ibu Kota provinsi, Wuhan, di pasar daging yang menjual binatang liar.
Pekan lalu, pemerintah pusat China akhirnya bertindak, secara efektif menyegel Wuhan dan di sekitar provinsi Hubei, serta menghentikan perjalanan melintasi negara berpenduduk 1,4 miliar orang itu.
Tetapi epidemi telah menyebar luas ketika warga China bepergian ke seluruh negeri dan luar negeri selama liburan Tahun Baru China yang dimulai minggu lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan global, tetapi mengatakan tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan internasional atau perjalanan. (Baca: WHO Deklarasikan Darurat Global Saat Wabah Virus Corona Meluas )
Penetapan status darurat itu tidak terlepas dari penyebaran virus Corona Wuhan secara global di mana terdapat kasus infeksi di lebih dari 20 negara.
Sejumlah negara telah berjuang untuk mengevakuasi warga negara mereka dari Wuhan, dengan ratusan warga Amerika Serikat (AS), Jepang, Inggris, Prancis, dan Korea Selatan (Korsel) dievakuasi sejauh ini, dan lebih banyak negara yang merencanakan evakuasi melalui udara.
Sebuah penerbangan yang membawa lebih dari 300 warga negara India meninggalkan Wuhan pada Sabtu dini hari ke New Delhi.
Sekitar 200 pengungsi AS yang mendarat di California pada hari Rabu telah ditempatkan di bawah perintah karantina wajib yang langka selama 14 hari.
Maskapai penerbangan AS, America dan Delta bergabung dengan maskapai lain yang menangguhkan penerbangan ke China, mengikuti saran perjalanan Departemen Luar Negeri.
Rusia mengatakan akan mengevakuasi lebih dari 2.500 warganya yang berlibur di pulau Hainan China, jauh dari pusat penyebaran, sehari setelah menyegel perbatasan timur jauh yang terpencil.
(ian)