WHO Deklarasikan Darurat Global Saat Wabah Virus Corona Meluas
A
A
A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah virus corona yang telah menewaskan 170 orang di China sebagai darurat global.
Saat ini kasus virus itu terjadi di 18 negara. Amerika Serikat (AS) melaporkan kasus pertama penularan dari manusia ke manusia. Para pakar menyatakan penularan dari manusia ke manusia juga terdeteksi di luar China yakni di Jerman, Vietnam dan Jeprang.
Perkembangan ini sangat mengkhawatirkan karena berpotensi membuat virus menyebar lebih luas.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan dalam konferensi pers di Jenewa bahwa beberapa pekan terakhir terjadi wabah yang luar biasa yang telah mendapatkan respon luar biasa.
"Izinkan saya jelaskan, deklarasi ini bukan suara tidak percaya pada China. Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi bagi virus menyebar ke negara-negara dengan sistem kesehatan lebih lemah," papar Ghebreyesus, dilansir Reuters.
Deklarasi darurat global memicu berbagai rekomendasi pada semua negara. Tujuannya mencegah atau mengurangi penyebaran lintas perbatasan penyakit itu.
Tedros menjelaskan, WHO tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan atau perjalanan ke China akibat wabah ini.
Lebih dari 7.800 kasus telah terdeteksi secara global menurut data WHO dan sebagian besar berada di China. Virus itu diduga berasal dari pasar yang menjual binatang liar secara ilegal di kota Wuhan.
Namun hampir 100 kasus telah muncul di negara-negara lain sehingga memicu banyak pihak menghentikan perjalanan.
Pejabat dari Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menyatakan virus corona dikonfirmasi pada pria di Illinois, sehingga total jumlah kasus di AS mencapai enam orang. Istri pria itu juga terinfeksi setelah perjalanan ke China, tapi pria itu sebelumnya tak terinfeksi.
Deklarasi darurat global akan memicu sejumlah kebijakan dan panduan untuk sharing informasi. Namun deklarasi ini dapat mengecewakan China yang telah yakin dapat mengatasi virus tersebut.
"Deklarasi darurat internasional akan meningkatkan fokus setiap negara dalam melindungi warganya. Ini akan menjadi tantangan bagi semua negara, tapi akan sulit bagi negara berpendapatan rendah," papar Jeremy Farrar, direktur Wellcome Trust.
Saat ini kasus virus itu terjadi di 18 negara. Amerika Serikat (AS) melaporkan kasus pertama penularan dari manusia ke manusia. Para pakar menyatakan penularan dari manusia ke manusia juga terdeteksi di luar China yakni di Jerman, Vietnam dan Jeprang.
Perkembangan ini sangat mengkhawatirkan karena berpotensi membuat virus menyebar lebih luas.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan dalam konferensi pers di Jenewa bahwa beberapa pekan terakhir terjadi wabah yang luar biasa yang telah mendapatkan respon luar biasa.
"Izinkan saya jelaskan, deklarasi ini bukan suara tidak percaya pada China. Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi bagi virus menyebar ke negara-negara dengan sistem kesehatan lebih lemah," papar Ghebreyesus, dilansir Reuters.
Deklarasi darurat global memicu berbagai rekomendasi pada semua negara. Tujuannya mencegah atau mengurangi penyebaran lintas perbatasan penyakit itu.
Tedros menjelaskan, WHO tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan atau perjalanan ke China akibat wabah ini.
Lebih dari 7.800 kasus telah terdeteksi secara global menurut data WHO dan sebagian besar berada di China. Virus itu diduga berasal dari pasar yang menjual binatang liar secara ilegal di kota Wuhan.
Namun hampir 100 kasus telah muncul di negara-negara lain sehingga memicu banyak pihak menghentikan perjalanan.
Pejabat dari Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menyatakan virus corona dikonfirmasi pada pria di Illinois, sehingga total jumlah kasus di AS mencapai enam orang. Istri pria itu juga terinfeksi setelah perjalanan ke China, tapi pria itu sebelumnya tak terinfeksi.
Deklarasi darurat global akan memicu sejumlah kebijakan dan panduan untuk sharing informasi. Namun deklarasi ini dapat mengecewakan China yang telah yakin dapat mengatasi virus tersebut.
"Deklarasi darurat internasional akan meningkatkan fokus setiap negara dalam melindungi warganya. Ini akan menjadi tantangan bagi semua negara, tapi akan sulit bagi negara berpendapatan rendah," papar Jeremy Farrar, direktur Wellcome Trust.
(sfn)