Australia Siapkan Pulau Christmas untuk Karantina Warganya

Rabu, 29 Januari 2020 - 23:25 WIB
Australia Siapkan Pulau Christmas untuk Karantina Warganya
Australia Siapkan Pulau Christmas untuk Karantina Warganya
A A A
CANBERRA - Australia telah meluncurkan rencana untuk mengevakuasi beberapa warganya dari Wuhan dan di sekitar provinsi Hubei. Sekitar 600 warga akan diterbangkan dari wilayah terisolasi dan paling rentan di China untuk kemudian dikarantina di Pulau Christmas.

Dalam sebuah operasi bersama dengan Selandia Baru, yang memiliki sekitar 50 warga di kota pusat penyebaran virus Corona global, warga Australia akan dievakuasi dari kota terisolasi itu.

Australia akan menyewa pesawat milik maskapai Qantas, mengikuti langkah pemerintah Jepang dan Amerika Serikat (AS) yang menerbangkan warganya dari Wuhan pada hari Rabu pagi. Rencana serupa juga akan dilakukan oleh Prancis, Indonesia dan negara-negara lain.

Perdana menteri Australia, Scott Morrison, mengatakan pemerintahnya akan bergerak untuk membebaskan warganya dari Wuhan secepat mungkin.

"Kami telah mengambil keputusan pagi ini untuk mempersiapkan rencana operasi guna menyediakan sejumlah keberangkatan bantuan untuk warga Australia yang terisolasi dan rentan di Wuhan serta provinsi Hubei," kata Morrison.

"Ini akan dilakukan dengan jelas untuk bekerja secara erat dan dengan otoritas dan persetujuan pemerintah China," seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (29/1/2020).

Morrison menekankan ada "jendela terbatas" untuk mengevakuasi warga negara asing. Ia mengatakan evakuasi berbasis mereka yang terakhir masuk keluar pertama ini akan memprioritaskan warga Australia yang melakukan kunjungan jangka pendek ke provinsi Hubei dan yang tidak memiliki keluarga, daripada mereka yang tinggal di provinsi atau yang telah berada di sana untuk jangka waktu yang lama.

“Kami terutama terfokus pada komponen yang lebih rentan dari populasi itu. Itu adalah kaum muda, terutama bayi, dan mereka yang berusia lanjut dan itu akan menjadi prioritas kami dalam operasi apa pun yang dapat kami lakukan," terangnya.

Morrison mengatakan tidak dapat dijamin bahwa pesawat Australia dapat mendarat dan mengevakuasi warga Australia dan Selandia Baru.

"Saya ingin menekankan bahwa kami tidak dapat memberikan jaminan bahwa operasi ini dapat berhasil dan saya juga ingin menekankan dengan sangat jelas bahwa kami mungkin tidak berada dalam posisi jika kami dapat melakukan ini pada satu kesempatan untuk melakukannya pada kesempatan lain," tuturnya.

"Ada banyak komplikasi dan banyak masalah yang harus kita atasi," sambungnya.

Morrison mengatakan pusat penahanan imigrasi Pulau Christmas akan digunakan kembali sebagai pusat karantina, ditambah oleh tim logistik medis dan militer.

Pulau Christmas, yang terletak 2.600 km dari daratan Australia di Samudera Hindia, adalah tempat fasilitas penahanan imigrasi yang terkenal yang saat ini menampung empat keluarga asal Sri Lanka.

Semua orang yang dievakuasi dengan penerbangan charter akan dikarantina di pusat penahanan itu hingga 14 hari, periode inkubasi untuk virus tersebut yang diakui secara internasional.

Warga Australia yang dievakuasi dari Wuhan dan dikarantina di Pulau Christmas akan diminta membayar sebagian atau semua biaya transportasi dan karantina mereka.

"Mereka juga akan diminta untuk berkomitmen untuk memberikan kontribusi pada biaya, konsisten dengan pengaturan normal dalam keadaan ini," bunyi pernyataan pemerintah Australia.

Hingga saat ini, jumlah kematian akibat virus Corona Wuhan telah mencapai 132 orang di China dan ada lebih dari 5.900 kasus infeksi yang dikonfirmasi. Belum ada laporan kematian akibat virus Corona Wuhan di luar China.

Ada lima kasus yang dikonfirmasi dari virus Corona Wuhan di Australia, empat di New South Wales dan satu di Victoria. Meski begitu kepala petugas medis federal, Prof Brendan Murphy, mengatakan jumlah ini diperkirakan akan meningkat. Dia mengatakan risikonya "sangat rendah."

"Kami ingin menekankan bahwa tidak ada bukti penularan dari manusia ke manusia di Australia," ia menambahkan.

Pihak berwenang Australia masih bekerja untuk melacak semua kontak manusia yang dilakukan oleh pasien yang terinfeksi sejak mereka memasuki negara itu dari China.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7040 seconds (0.1#10.140)