China Transparan soal Virus Corona, Trump: Terima Kasih Xi Jinping!
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump berterima kasih kepada Presiden China Xi Jinping atas kepemimpinannya dalam menangani virus Corona jenis baru, 2019-nCoV , ketika penyakit itu menyebar.
Dalam sebuah tweet yang di-posting pada hari Jumat, Trump memuji kerja Beijing. "China telah bekerja sangat keras untuk menahan virus Corona . Amerika Serikat sangat menghargai upaya dan transparansi mereka. Itu semua akan bekerja dengan baik. Khususnya, atas nama Rakyat Amerika, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Xi!," tulis pemimpin Gedung Putih tersebut.
Tweet apresiasi Trump muncul beberapa jam setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika mengumumkan bahwa 63 pasien di 22 negara bagian diperiksa terkait infeksi Coronavirus. (Baca: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )
"Situasi yang berubah dengan cepat," kata CDC dalam sebuah pernyataan merujuk pada penyebaran penyakit yang juga dikenal sebagai virus Wuhan tersebut. Temuan 63 pasien di AS yang sedang dipantau ini disampaikan setelah kota Wuhan di China ditutup sejak Kamis lalu untuk mencegah penyebaran virus.
Meski pemerintah Xi Jinping sudah mengambil langkah untuk mengisolasi wabah itu, banyak pihak yang mempertanyakan apakah Partai Komunis China menutupi wabah itu dan membiarkan penyebaran virus secara internasional. (Baca juga: UPDATE-Virus Corona Wuhan: 41 Orang Tewas, 1.000 Lebih Terinfeksi )
Pembawa acara berita Mad Money, Jim Cramer, mencatat bahwa dia tidak mempercayai informasi yang keluar tentang penyakit ini karena China memiliki "sejarah berbohong". Komentar Cramer ini merujuk pada tindakan pemerintah China yang menutupi wabah SARS di daratan China dan Hong Kong pada 2002-2003 yang menewaskan ratusan orang.
Senator Republik Tom Cotton menyatakan China harus menghadapi "konsekuensi serius" atas cara penanganan virus."(Partai Komunis China) sekali lagi membuat dunia dalam kegelapan tentang wabah mematikan. Pendekatan berbahaya ini hanya akan memastikan penyebaran virus lebih lanjut. Beijing harus sepenuhnya transparan mulai sekarang untuk mencegah hal ini menjadi pandemi," katanya, seperti dikutip The Washington Examiner, Sabtu (25/1/2020).
Dalam sebuah tweet yang di-posting pada hari Jumat, Trump memuji kerja Beijing. "China telah bekerja sangat keras untuk menahan virus Corona . Amerika Serikat sangat menghargai upaya dan transparansi mereka. Itu semua akan bekerja dengan baik. Khususnya, atas nama Rakyat Amerika, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Presiden Xi!," tulis pemimpin Gedung Putih tersebut.
Tweet apresiasi Trump muncul beberapa jam setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika mengumumkan bahwa 63 pasien di 22 negara bagian diperiksa terkait infeksi Coronavirus. (Baca: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )
"Situasi yang berubah dengan cepat," kata CDC dalam sebuah pernyataan merujuk pada penyebaran penyakit yang juga dikenal sebagai virus Wuhan tersebut. Temuan 63 pasien di AS yang sedang dipantau ini disampaikan setelah kota Wuhan di China ditutup sejak Kamis lalu untuk mencegah penyebaran virus.
Meski pemerintah Xi Jinping sudah mengambil langkah untuk mengisolasi wabah itu, banyak pihak yang mempertanyakan apakah Partai Komunis China menutupi wabah itu dan membiarkan penyebaran virus secara internasional. (Baca juga: UPDATE-Virus Corona Wuhan: 41 Orang Tewas, 1.000 Lebih Terinfeksi )
Pembawa acara berita Mad Money, Jim Cramer, mencatat bahwa dia tidak mempercayai informasi yang keluar tentang penyakit ini karena China memiliki "sejarah berbohong". Komentar Cramer ini merujuk pada tindakan pemerintah China yang menutupi wabah SARS di daratan China dan Hong Kong pada 2002-2003 yang menewaskan ratusan orang.
Senator Republik Tom Cotton menyatakan China harus menghadapi "konsekuensi serius" atas cara penanganan virus."(Partai Komunis China) sekali lagi membuat dunia dalam kegelapan tentang wabah mematikan. Pendekatan berbahaya ini hanya akan memastikan penyebaran virus lebih lanjut. Beijing harus sepenuhnya transparan mulai sekarang untuk mencegah hal ini menjadi pandemi," katanya, seperti dikutip The Washington Examiner, Sabtu (25/1/2020).
(mas)