Aktifkan Mekanisme Perselisihan, Khamenei Sebut Trio Eropa Boneka AS

Sabtu, 18 Januari 2020 - 08:26 WIB
Aktifkan Mekanisme Perselisihan,...
Aktifkan Mekanisme Perselisihan, Khamenei Sebut Trio Eropa Boneka AS
A A A
TEHERAN - Pemimpin spiritual tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam keputusan Inggris, Prancis dan Jerman yang mengaktifkan mekanisme penyelesaian sengketa perjanjian nuklir 2015. Ia menyebut ketiga negara Eropa itu hanya melayani kepentingan Amerika Serikat (AS).

"Orang-orang Eropa telah menunjukkan bahwa mereka adalah boneka AS", kata Ayatollah Khamenei.

"Mereka menunggu untuk melihat orang-orang Iran berlutut," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (18/1/2020).

Khamenei menyatakan bahwa pihak-pihak dari Eropa dalam perjanjian nuklir 2015 tidak bisa dipercaya.

Prancis, Inggris dan Jerman mengkonfirmasi bahwa mereka telah meluncurkan mekanisme perselisihan kesepakatan nuklir Iran. Mekanisme ini dibuat untuk menangani kemungkinan adanya pelanggaran perjanjian yang ditandatangi oleh Iran, China, Prancis, Rusia, Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman pada 2015 lalu. (Baca: Trio Eropa Aktifkan Mekanisme Perselisihan, JCPOA Terancam Kolaps )

Perjanjian itu bertujuan untuk membatasi program nuklir Iran dan menghilangkan persediaan uranium menengah dan rendah. Sebagai imbalannya, sanksi internasional terhadap Iran dicabut.

Namun, AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian itu pada 2018. AS juga memberlakukan sanksi energi dan perbankan terhadap Iran.

Langkah AS ini mendorong Teheran untuk mulai secara bertahap mengurangi kewajibannya yang diatur dalam perjanjian tersebut. Menyusul perkembangan, Iran terus menyerukan pihak penandatanganan Eropa di perjanjian untuk menghormati kewajiban mereka dan melindungi Teheran dari sanksi AS, tetapi tidak berhasil.

Menyusul pembunuhan jenderal top Iran Qassem Soleimani oleh AS, Iran mengumumkan pada 5 Januari lalu bahwa mereka tidak akan lagi memenuhi kewajiban perjanjian yang tersisa dan akan mulai memperkaya uranium berdasarkan kebutuhan teknisnya.

Kematian komandan militer Iran itu diikuti dengan serangan balasan Teheran terhadap fasilitas militer AS di Pangkalan Udara Ayn al-Asad dan fasilitas di Erbil Irak pada 8 Januari.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1156 seconds (0.1#10.140)