Iran Sesumbar Mampu Memperkaya Uranium hingga 60 Persen

Kamis, 07 Januari 2021 - 00:28 WIB
loading...
Iran Sesumbar Mampu Memperkaya Uranium hingga 60 Persen
Pemandangan proyek heavy-water Arak 190 km (120 mil) barat daya Teheran. Foto/REUTERS/ISNA
A A A
TEHERAN - Iran memiliki kemampuan untuk memperkaya uranium dari 40 persen menjadi 60 persen. Klaim ini disampaikan juru bicara Badan Energi Atom Iran (AEOI) Behrouz Kamalvandi.

“Kemarin kami memulai pengayaan 20 persen di (fasilitas nuklir) Fordow setelah 6 tahun,” kata Kamalvandi pada hari Selasa. (Baca: Trump Disebut Punya Rencana Memprovokasi Iran untuk Perang dengan AS )

"Kami memiliki kapasitas di industri nuklir untuk berproduksi pada tingkat yang lebih tinggi bahkan 40-60 persen," ujarnya, seperti dikutip dari Fars News, Rabu (6/1/2021).

“Saat ini, kami memiliki 4 ton bahan dengan pengayaan 3,5 dan 4 persen dan menurut prediksiberdasarkan ratifikasi parlemen, kami akan meningkatkan kapasitas kami hampir menjadi 500 ton per bulan,” lanjut Behrouz.

“Ini berarti 6 ton per tahun dan kami dapat mengatakan bahwa dalam setahun kami akanmemiliki hampir 10 ton uranium yang setara dengan kapasitas sebelum Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA),” imbuh dia. JCPOA adalah kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dengan enam kekuatan dunia (Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Jerman, Inggris dan China).

Pemerintah Iran pada hari Senin mengumumkan bahwa mereka telah melanjutkan pengayaan uranium 20 persen di fasilitas nuklir bawah tanah Fordow. (Baca juga: Eks Bos Mossad: Iran Gagal Balas Dendam, Pengganti Soleimani Tak Selevel )

Tingkat kemurnian—40 persen lebih rendah dari apa yang dikatakan juru bicara AEOI mampu dilakukan fasilitas tersebut—melanggar pakta nuklir 2015 Teheran dengan enam kekuatan dunia.

Pengumuman hari Senin adalah pelanggaran terbaru Iran dalam serangkaian pelanggaran terhadap kesepakatan nuklir tersebut.

Teheran telah mulai melanggar pakta tersebut pada 2019 menyusul penarikan AS dari perjanjian dan penerapan kembali sanksi terhadap Iran.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1382 seconds (0.1#10.140)