Salah Tembak Pesawat Ukraina, Iran Tangkap Sejumlah Tersangka
A
A
A
TEHERAN - Pengadilan Iran mengatakan telah menangkap sejumlah tersangka dalam insiden tertembaknya pesawat penumpang Ukraina secara tidak sengaja. Peristiwa yang terjadi setelah pesawat lepas landas itu menewaskan 176 orang di dalam pesawat.
Pengumuman itu muncul tak lama setelah Presiden Iran, Hassan Rouhani, meminta dibentuknya pengadilan khusus untuk menyelidiki jatuhnya pesawat minggu lalu oleh pasukan Iran.
"Penyelidikan ekstensif telah terjadi dan beberapa orang ditangkap," kata juru bicara pengadilan Iran, Gholamhossein Esmaili, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (14/1/2020).
Namun ia tidak menyebutkan siapa atau mengatakan berapa banyak yang telah ditahan.
Iran, yang awalnya menolak tuduhan bahwa sebuah rudal telah menjatuhkan pesawat itu, mengakui bahwa Garda Revolusionernya telah menembak jatuh pesawat Ukraina secara tidak sengaja tiga hari setelah insiden dan menghadapi munculnya bukti-bukti yang semakin meningkat.
"Pengadilan harus membentuk pengadilan khusus dengan hakim terkemuka dan puluhan ahli," kata Presiden Hassan Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi di Iran.
“Ini bukan kasus biasa. Seluruh dunia akan menyaksikan pengadilan ini," imbuh Rouhani.
Rouhani menyebut insiden itu sebagai kesalahan yang menyakitkan dan tidak dapat dimaafkan serta berjanji bahwa pemerintahannya akan menangani kasus ini dengan segala cara.
"Tanggung jawab jatuh pada lebih dari satu orang," ujarnya, seraya menambahkan bahwa mereka yang diketahui bersalah harus dihukum.
"Ada yang lain juga, dan saya ingin masalah ini diungkapkan dengan jujur," sambungnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Rouhani menyebut pengakuan pemerintah bahwa pasukan Iran menembak jatuh pesawat itu sebagai langkah pertama yang cukup bagus.
Menurut pejabat pesawat Ukraine International Airlines PS75 dalam perjalanan ke Ibu Kota Ukraina Kyiv. Pesawat nahas itu membawa 167 penumpang dan sembilan anggota awak dari beberapa negara, termasuk 82 asal Iran, 57 Kanada - termasuk banyak warga Iran dengan kewarganegaraan ganda - dan 11 Ukraina. Ada empat warga Inggris di dalamnya dan beberapa anak di antara penumpang, termasuk seorang bayi.
Iran menembak jatuh pesawat itu ketika bersiap untuk menghadapi kemungkinan aksi balasan dari Amerika Serikat (AS) atas serangan rudal balistiknya terhadap dua pangkalan militer yang menampung pasukan Amerika di Irak. Tidak ada yang terluka dalam serangan rudal Iran itu, yang dilakukan untuk membalas pembunuhan pemimpin Garda Revolusi Qassem Suleimani dalam serangan udara Amerika di Baghdad.
Ditembak jatuhnya pesawat dan kurangnya transparansi di sekitarnya telah memicu kemarahan warga Iran atas kepemimpinan negara itu, dengan para pengunjuk rasa turun ke jalan. Video daring dan akun saksi nampak menunjukkan pasukan keamanan menembakkan amunisi hidup dan gas air mata untuk membubarkan aksi protes.
Pengumuman itu muncul tak lama setelah Presiden Iran, Hassan Rouhani, meminta dibentuknya pengadilan khusus untuk menyelidiki jatuhnya pesawat minggu lalu oleh pasukan Iran.
"Penyelidikan ekstensif telah terjadi dan beberapa orang ditangkap," kata juru bicara pengadilan Iran, Gholamhossein Esmaili, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (14/1/2020).
Namun ia tidak menyebutkan siapa atau mengatakan berapa banyak yang telah ditahan.
Iran, yang awalnya menolak tuduhan bahwa sebuah rudal telah menjatuhkan pesawat itu, mengakui bahwa Garda Revolusionernya telah menembak jatuh pesawat Ukraina secara tidak sengaja tiga hari setelah insiden dan menghadapi munculnya bukti-bukti yang semakin meningkat.
"Pengadilan harus membentuk pengadilan khusus dengan hakim terkemuka dan puluhan ahli," kata Presiden Hassan Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi di Iran.
“Ini bukan kasus biasa. Seluruh dunia akan menyaksikan pengadilan ini," imbuh Rouhani.
Rouhani menyebut insiden itu sebagai kesalahan yang menyakitkan dan tidak dapat dimaafkan serta berjanji bahwa pemerintahannya akan menangani kasus ini dengan segala cara.
"Tanggung jawab jatuh pada lebih dari satu orang," ujarnya, seraya menambahkan bahwa mereka yang diketahui bersalah harus dihukum.
"Ada yang lain juga, dan saya ingin masalah ini diungkapkan dengan jujur," sambungnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Rouhani menyebut pengakuan pemerintah bahwa pasukan Iran menembak jatuh pesawat itu sebagai langkah pertama yang cukup bagus.
Menurut pejabat pesawat Ukraine International Airlines PS75 dalam perjalanan ke Ibu Kota Ukraina Kyiv. Pesawat nahas itu membawa 167 penumpang dan sembilan anggota awak dari beberapa negara, termasuk 82 asal Iran, 57 Kanada - termasuk banyak warga Iran dengan kewarganegaraan ganda - dan 11 Ukraina. Ada empat warga Inggris di dalamnya dan beberapa anak di antara penumpang, termasuk seorang bayi.
Iran menembak jatuh pesawat itu ketika bersiap untuk menghadapi kemungkinan aksi balasan dari Amerika Serikat (AS) atas serangan rudal balistiknya terhadap dua pangkalan militer yang menampung pasukan Amerika di Irak. Tidak ada yang terluka dalam serangan rudal Iran itu, yang dilakukan untuk membalas pembunuhan pemimpin Garda Revolusi Qassem Suleimani dalam serangan udara Amerika di Baghdad.
Ditembak jatuhnya pesawat dan kurangnya transparansi di sekitarnya telah memicu kemarahan warga Iran atas kepemimpinan negara itu, dengan para pengunjuk rasa turun ke jalan. Video daring dan akun saksi nampak menunjukkan pasukan keamanan menembakkan amunisi hidup dan gas air mata untuk membubarkan aksi protes.
(ian)