TV Iran Sebut 80 'Teroris Amerika' Tewas Diserang 15 Rudal
A
A
A
TEHERAN - Stasiun televisi (TV) pemerintah Iran pada hari Rabu (8/1/2020) mengklaim bahwa setidaknya 80 "teroris Amerika" tewas dalam serangan 15 rudal Teheran terhadap markas militer Amerika Serikat (AS) di Irak. Laporan itu juga menyebut tak ada misil Teheran yang dicegat atau ditembak jatuh.
Dua pangkalan militer Irak yang dioperasikan militer AS, yakni pangkalan Ain al-Assad dan Erbil diserang beberapa rudal Iran hari ini. Serangan ini menjadi awal dari balas dendam Teheran atas pembunuhan komandan Pasukan Quds Jenderal Qassem Soleimani oleh serangan udara AS di Baghdad, Jumat pekan lalu.
Stasiun televisi pemerintah Irak, mengutip sumber senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, juga mengatakan bahwa Teheran memiliki 100 target lain di kawasan itu jika Washington mengambil tindakan pembalasan. Sumber itu mengatakan helikopter dan peralatan militer AS rusak parah. Namun, klaim ini tidak disertai bukti dan penjelasan bagaimana memperoleh informasi tersebut. (Baca: Balas Dendam Iran Dimulai, Pangkalan AS di Irak Dibombardir )
Menurut siaran televisi pemerintah Iran Teheran telah menembakkan 15 rudal ke target-target AS di Irak Rabu pagi. Militer Amerika membenarkan bahwa dua fasilitas militer Irak yang menampung personel koalisi yang dipimpin AS jadi target serangan pukul 13.30 waktu Irak. Pihak Irak mengatakan 22 rudal telah ditembakkan Iran.
Para pejabat Iran mengatakan Teheran tidak menginginkan perang dan serangannya merupakan respons atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, seorang komandan pasukan elite dari IRGC Iran. Televisi pemerintah Iran menunjukkan para pelayat merayakan serangan pembalasan tersebut.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump melalui Twitter mengatakan bahwa penilaian tentang korban dan kerusakan akibat serangan Iran sedang berlangsung. Dia berjanji akan akan membuat pernyataan pada hari Rabu pagi waktu Washington. (Baca juga: Dua Pangkalan Militer AS di Irak Dirudal Iran, Pembalasan Dimulai )
"Semua baik-baik saja!," tulis Trump. Dia pernah mengunjungi salah satu situs yang ditargetkan di Irak, pangkalan udara Ain al-Asad, pada Desember 2018.
Seorang sumber AS mengatakan indikasi awal menunjukkan tidak ada korban di pihak Amerika dalam serangan Iran. Namun, pejabat AS lainnya menolak berkomentar.
Jerman, Denmark, dan Norwegia mengatakan tidak ada pasukan mereka di Irak yang terbunuh atau terluka. Irak juga mengatakan tidak ada korban dalam pasukannya.
Juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman mengatakan pangkalan yang ditargetkan Teheran adalah pangkalan udara Ain al-Asad dan fasilitas lain di Erbil, Irak.
"Ketika kami mengevaluasi situasi dan respons kami, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan personel, mitra, dan sekutu AS di wilayah ini," kata Hoffman, seperti dikutip Reuters.
Beberapa jam sebelumnya pada hari Selasa, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan Amerika Serikat harus mengantisipasi tanggapan dari Iran atas pembunuhan Soleimani. "Saya pikir kita harus berharap bahwa mereka akan membalas dengan cara, bentuk dan kondisi," ujarnya di Pentagon.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan Iran mengambil dan menyimpulkan langkah-langkah proporsional dalam tindakan membela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB.
"Kami tidak mencari eskalasi atau perang, tetapi akan membela diri terhadap agresi," tulis dia di Twitter.
Dua pangkalan militer Irak yang dioperasikan militer AS, yakni pangkalan Ain al-Assad dan Erbil diserang beberapa rudal Iran hari ini. Serangan ini menjadi awal dari balas dendam Teheran atas pembunuhan komandan Pasukan Quds Jenderal Qassem Soleimani oleh serangan udara AS di Baghdad, Jumat pekan lalu.
Stasiun televisi pemerintah Irak, mengutip sumber senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, juga mengatakan bahwa Teheran memiliki 100 target lain di kawasan itu jika Washington mengambil tindakan pembalasan. Sumber itu mengatakan helikopter dan peralatan militer AS rusak parah. Namun, klaim ini tidak disertai bukti dan penjelasan bagaimana memperoleh informasi tersebut. (Baca: Balas Dendam Iran Dimulai, Pangkalan AS di Irak Dibombardir )
Menurut siaran televisi pemerintah Iran Teheran telah menembakkan 15 rudal ke target-target AS di Irak Rabu pagi. Militer Amerika membenarkan bahwa dua fasilitas militer Irak yang menampung personel koalisi yang dipimpin AS jadi target serangan pukul 13.30 waktu Irak. Pihak Irak mengatakan 22 rudal telah ditembakkan Iran.
Para pejabat Iran mengatakan Teheran tidak menginginkan perang dan serangannya merupakan respons atas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, seorang komandan pasukan elite dari IRGC Iran. Televisi pemerintah Iran menunjukkan para pelayat merayakan serangan pembalasan tersebut.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump melalui Twitter mengatakan bahwa penilaian tentang korban dan kerusakan akibat serangan Iran sedang berlangsung. Dia berjanji akan akan membuat pernyataan pada hari Rabu pagi waktu Washington. (Baca juga: Dua Pangkalan Militer AS di Irak Dirudal Iran, Pembalasan Dimulai )
"Semua baik-baik saja!," tulis Trump. Dia pernah mengunjungi salah satu situs yang ditargetkan di Irak, pangkalan udara Ain al-Asad, pada Desember 2018.
Seorang sumber AS mengatakan indikasi awal menunjukkan tidak ada korban di pihak Amerika dalam serangan Iran. Namun, pejabat AS lainnya menolak berkomentar.
Jerman, Denmark, dan Norwegia mengatakan tidak ada pasukan mereka di Irak yang terbunuh atau terluka. Irak juga mengatakan tidak ada korban dalam pasukannya.
Juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman mengatakan pangkalan yang ditargetkan Teheran adalah pangkalan udara Ain al-Asad dan fasilitas lain di Erbil, Irak.
"Ketika kami mengevaluasi situasi dan respons kami, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan personel, mitra, dan sekutu AS di wilayah ini," kata Hoffman, seperti dikutip Reuters.
Beberapa jam sebelumnya pada hari Selasa, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan Amerika Serikat harus mengantisipasi tanggapan dari Iran atas pembunuhan Soleimani. "Saya pikir kita harus berharap bahwa mereka akan membalas dengan cara, bentuk dan kondisi," ujarnya di Pentagon.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan Iran mengambil dan menyimpulkan langkah-langkah proporsional dalam tindakan membela diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB.
"Kami tidak mencari eskalasi atau perang, tetapi akan membela diri terhadap agresi," tulis dia di Twitter.
(mas)